Lahirkan Produk Inovatif, Perusahaan Pak Oles Gencarkan Transformasi

0
152
Dr. Wididana saat memberikan sambutan dalam perayaan HUT ke-27 PT Karya Pak Oles Grup.

Guna menjadikan produk-poduk yang diproduksi bisa terus diterima oleh pasar, PT Karya Pak Oles Tokcer terus berbenah dan melakukan transformasi termasuk melalui berbagai riset. Bagi Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, transformasi sangat penting dan harus terus dilakukan. Transformasi, kata Pak Oles-sapaan akrabnya, adalah berubah untuk menjadi yang lebih baik. Dia pun mengilustrasikan seperti kupu-kupu yang bertransformasi mulai dari telur lalu jadi ulat dan selanjutnya kepompong sebelum akhirnya menjadi kupu-kupu.

“Itu transformasi namanya. Kalau tidak bertransformasi, (saat jadi) ulat mati, kepompong mati, jadi tidak sampai jadi kupu-kupu,” ujar Gede Ngurah Wididana dalam sambutannya pada perayaan HUT ke-27 PT Karya Pak Oles Gorup. Ilustrasi lainnya juga dicontohkan pada proses kecebong yang menjadi kodok.

Terkait dengan transformasi tersebut, Dr. Wididana pun lalu mengaitkan dengan perusahaan miliknya yang sekaligus dikelolanya langsung. Di usia perusahaannya yang menginjak 27 tahun juga harus wajib melakukan transformasi. “Kalau kita tidak siap bertransformasi (untuk) menjadi lebih cepat sesuai kebutuhan zaman, menjadi lebih efektif dan efisien, (maka) itu juga akan menjadi perusahaan yang gagal,” ujarnya.

Pak Oles juga menyebut contoh lain, orang tua yang melahirkan anak dan tidak siap mentrnsformasikan generasinya, maka dia juga akan menjadi generasi yang gagal. Demikian juga halnya dengan produk. Produk Bokashi atau yang dikenal dengan Ramuan Pak Oles misalnya dari produk minyak, madu, balsem, produk kesehatan, kecantikan itu juga harus disesuaikan transformasi produk tersebut dengan perubahan zamannya. Kalau tidak sesuai dengan zamannya, katanya, maka akan menjadi produk yang terlupakan.

“Dulu pernah ada tapi transformasinya gagal ya dilupakan. Jadi transformasi itu adalah ide kreatif dari manusia untuk bisa memenuhi bagaimana kebutuhan zamannya. Dunia perdagangan, bisnis, dunia produksi, industri, informasi tetap ada semasih manusia itu ada. Tapi yang bagaimana, itu yang harus kita pikirkan,” paparnya.

Menurut Pak Oles, kuncinya adalah jangan lupakan pendidikan. Pendidikan ada dua, yaitu pendidikan karakter yang bersumber dari dalam keluarga dan lingkungan sosial, serta pendidikan formal, yang keduanya harus nyambung. Begitu juga riset yang dilakukan di laboratorium harus nyambung dengan riset yang dilakukan di masyarakat. Jangan sampai hasil penelitiannnya bagus tapi aplikasinya kurang bagus.

“Jadi transformasi riset ke riset itu menjadi produk-produk inovatif. Dan itu yang kita lakukan sekarang. Harus efisiensi, harus efektif sehingga produk-produk kita diterima oleh pasar. Itulah tujuan kita untuk menyatukan, walaupun orang-orang menjadi efisien menjadi lebih sedikit yang akan memiliki talenta-talenta lebih banyak yang disebut multitalenta sehingga produk kita efektif, efisien cepat diterima, reaksinya juga cepat dan harga terjangkau tidak mahal,” ujarnya.

Oleh karena itu dirinya berharap dengan pertemuan-pertemuan nantinya bisa melakukan transformasi yang lebih bagus. “Jadi transformsi itu harus ada satu usaha seperti ulat jadi kepompong hingga kupu-kupu. Kalau kepompongnya tidak berusaha, maka tidak akan jadi kupu-kupu. Kepompong mengeluarkan cangkangnya agar bisa jadi kupu-kupu, itu berat tapi harus kita lakukan. Tidak bisa dilakukan hanya dengan berdoa. Tapi juga harus berkarya. Berdoa berkarya dengan satu tujuan yang ikhlas,” tandas Pak Oles.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini