Master Holistic Yoga Therapy, Dr. Sumit Sharma mengungkapkan, Yoga dapat menyatukan pikiran, tubuh dan napas. Untuk mencapai hal tersebut, gerakan asana tidak hanya dilatih di atas matras, namun di luar matras juga bisa dipraktekkan.
Ia mencontohkan disaat kita melakukan perjalanan menggunakan kendaraan dan disepanjang perjalanan melihat pemandangan yang indah disitu kita bisa menikmati akan keindahan tersebut yang dapat menciptakan perasaan senang, tenang dan pikiran menjadi fres.
Dr. Sumit Sharma mengatakan, yoga tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, tapi juga untuk kesehatan mental dan spiritual. Gerakan yoga menggabungkan latihan pernapasan, meditasi, dan pose yang dirancang untuk mendorong relaksasi dan mengurangi stres.
“Ada delapan tingkatan yang dibuat oleh seorang bijak asal India bernama Patanjali. Dia membuat tingkatan yoga yang disebut dengan Ashtanga,” ujar Dr. Sumit Sharma saat memberikan materi Workshop Holistic Healing Yoga 20 jam di Pak Oles Yoga Studio, Jalan Pendidikan, Sidakarya, Denpasar Selatan belum lama ini. Secara harfiah, Ashtanga berarti “delapan anggota tubuh” (ashta=delapan, dan anga=anggota tubuh).
Dikutif dari berbagai sumber, adapun delapan tingkatan yoga yang disebutkan meliputi: Tingkatan pertama ialah Yama. Yama berhubungan dengan standar etika dan rasa integritas seseorang, serta berfokus pada perilaku kita dan cara kita berperilaku dalam hidup.
Yama adalah praktik universal yang sangat berhubungan dengan apa yang kita kenal sebagai Aturan Emas (Golden Rule), yaitu, “Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan oleh mereka.”
Terdapat lima jenis yama, yaitu: Ahimsa: anti kekerasan, Satya: kejujuran, Asteya: tidak mencuri, Brahmacharya: kontinuitas, Aparigraha: sikap tidak tamak.
Tingkatan yoga yang kedua yaitu Niyama. Niyama berkaitan dengan disiplin diri dan ketaatan spiritual. Menghadiri kebaktian secara teratur, mengucapkan doa sebelum makan, mengembangkan praktik meditasi pribadi, atau membiasakan diri berjalan-jalan secara kontemplatif sendirian adalah contoh praktik niyama.
Terdapat lima jenis niyama, yaitu: Saucha: kebersihan, Samtosa: kepuasan, Tapas: pertapaan spiritual, Svadhyaya: studi tentang kitab suci dan diri sendiri, Isvara pranidhana: berserah diri kepada Tuhan
Tingkatan yoga yang ketiga yaitu Asana. Asana merupakan postur yang dipraktikkan dalam gerakan yoga. Dalam pandangan yoga, tubuh adalah kuil dari roh, yang perawatannya menjadi sebuah tahap penting dari pertumbuhan spiritual kita. Melalui latihan Asana, kita mengembangkan kebiasaan disiplin dan kemampuan untuk berkonsentrasi, yang keduanya diperlukan dalam meditasi.
Tingkatan yoga yang keempat adalah Pranayama. Secara umum, Pranayama diterjemahkan sebagai kontrol napas. Tahap keempat ini terdiri dari teknik-teknik yang dirancang untuk menguasai proses pernapasan sambil mengenali hubungan antara napas, pikiran, dan emosi.
Seperti yang tersirat dalam terjemahan literal Pranayama, “life force extension,” para yogi percaya bahwa hal itu tidak hanya bermanfaat untuk meremajakan tubuh tetapi juga dapat memperpanjang kehidupan itu sendiri.
Anda dapat mempraktikkan Pranayama sebagai teknik yang terisolasi, yaitu, berupa gerakan yang hanya duduk dan melakukan sejumlah latihan pernapasan, atau mengintegrasikannya ke dalam rutinitas yoga hatha harian Anda.
Tingkatan yoga yang kelima adalah Pratyahara. Pratyahara berarti penarikan diri atau transendensi sensorik. Selama tahap ini kita melakukan upaya secara sadar untuk menjauhkan kesadaran kita dari dunia luar dan rangsangan luar.
Kesadaran yang tajam, yang melalui indera kita, dapat mengarahkan perhatian kita secara internal. Praktik pratyahara memberi kita kesempatan untuk mundur dan melihat diri kita sendiri.
Penarikan diri ini memungkinkan kita untuk secara obyektif mengamati keinginan kita, kebiasaan yang mungkin merugikan kesehatan kita, dan yang kemungkinan mengganggu pertumbuhan batin kita.
Tingkatan yoga yang selanjutnya yaitu Dharana. Karena setiap tahap-tahap sebelumnya juga bertujuan untuk mempersiapkan diri kita untuk tahap selanjutnya, praktik Pratyahara menciptakan latar untuk Dharana, atau konsentrasi.
Setelah membebaskan diri dari gangguan luar, kita sekarang dapat mengatasi gangguan pikiran itu sendiri. Ini bukanlah tugas yang mudah. Dalam praktik konsentrasi, kita belajar bagaimana memperlambat proses berpikir dengan berkonsentrasi pada satu objek mental, yaitu pusat energi tertentu dalam tubuh, atau pengulangan suara secara diam-diam.
Pada tiga tahap sebelumnya, kita sudah mulai mengembangkan kekuatan konsentrasi, yaitu postur tubuh, pengendalian napas, dan penarikan indra. Dalam asana dan pranayama, meskipun kita memperhatikan tindakan kita, perhatian dan fokus kita bisa berpindah.
Fokus akan terus bergeser saat mencoba menyempurnakan banyak nuansa dari postur atau teknik pernapasan tertentu. Dalam Pratyahara kita menjadi lebih peka, dan sekarang, dalam dharana, kita dapat memusatkan perhatian pada satu titik. Konsentrasi yang lama secara alami akan mengarahkan diri pada meditasi.
Tingkatan yoga yang berikutnya adalah Dhyana. Meditasi atau kontemplasi tahap ketujuh dari Ashtanga adalah aliran konsentrasi yang tidak terputus. Meskipun konsentrasi (dharana) dan meditasi (dhyana) mungkin tampak sama, ada garis perbedaan tipis antara kedua tahap ini. Dharana mempraktikkan perhatian pada satu arah, sedangkan dhyana adalah kesadaran yang tajam tanpa fokus.
Pada tahap ini, pikiran telah hening, dan dalam keheningan itu menghasilkan sedikit atau tidak ada pikiran sama sekali. Kekuatan dan stamina yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi hening ini dinilai cukup besar.
Meskipun ini tampak sulit, ingatlah bahwa yoga adalah sebuah proses. Meskipun kita mungkin tidak mencapai pose “gambar sempurna”, atau keadaan kesadaran yang ideal, kita mendapat manfaat di setiap tahap kemajuan kita.
Tingkatan yoga yang terakhir yaitu Samadhi. Samadhi digambarkan sebagai keadaan ekstasi. Pada tahap ini, meditator menyatu dengan titik fokusnya, dan melampaui diri secara keseluruhan.
Meditator akan menyadari hubungan yang dalam yang berkaitan dengan semua makhluk hidup. Dengan kesadaran ini muncullah “kedamaian yang melampaui semua pemahaman”, yaitu pengalaman kebahagiaan dan menjadi satu dengan semesta.
Jika dilihat sepintas, tahap ini mungkin tampak seperti tujuan yang luhur. Apa yang ingin digambarkan Patanjali sebagai penyempurnaan dari jalan yoga adalah apa yang dicita-citakan oleh setiap manusia, yaitu kedamaian.linktr.ee/pakolescom