Bank Sampah Musisi Kemutug Kidul Buat Pupuk Kompos Cair

0
87
Sejumlah pekerja sedang memilah sampah plastik di Musisi Kemutug Kidul.

Berangkat dari rasa keprihatinan banyaknya sampah sisa rumah tangga yang dibuang begitu saja, Sri Sumarsih bersama suami yang menjadi Ketua RT, bergerak untuk mengelola sampah masyarakat sekitarnya.

Meski dengan dukungan dana yang terbatas dan peralatan yang seadanya mereka sudah dapat membuat pupuk kompos cair dari sampah. Bank Sampah Musisi adalah wadah bagi warga RT 04 RW 03 Desa Kemutug Kidul, Baturraden dalam mengelola sampah.

Ketua Bank Sampah Musisi, Sri Sumarsih mengatakan bank musisi itu berdiri secara resmi sejak 7 Oktober 2018, atau enam tahun yang silam. “Dilatar belakangi banyaknya sampah yang tidak dimanfaatkan oleh warga, jadi kita berfikir untuk memanfaatkan sampah yang ada agar mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.

“ Kami bersama seluruh warga membuat pupuk kompos cair dari bahan sisa makanan dan daun hijau yang dicampur dengan molase dan Effective Microorganisms (EM4) dengan perbandingan 5:20 didiamkan selama satu bulan, setelah itu kita saring dan itu bisa buat pupuk tanaman holtikultural seperti sayuran sawi, kangkung, cabai dan tomat,” katanya

Sri Sumarsih mengaku belajar membuat pupuk kompos cair dengan cara otodidak. Kebetulan di tempat tinggalnya ada orang yang dapat membuat pupuk kompos cair yang dia jadikan mentor.

“Ada tetangga yang dulu pernah pelatihan di Yogyakarta, kemudian bersama warga di sini dirinya belajar membuat kompos, sebelum tetangga saya pindah ke Sumatera,” katanya.

Sri Sumarsih menambahkan, acara dilaksanakan setiap pagi hari dua minggu sekali, warga bersih-bersih lingkungan setelah itu kita mengadakan penimbangan sampah layak jual seperti botol air mineral atau plastk-plastik bekas. Ada program lain sebenarnya yaitu penghijauan tetapi itu masih berjalan menunggu tanaman yang disemai tumbuh.

Produksi pembuatan pupuk cair saat ini baru mencapai 25 liter. Hal ini akibat  keterbatasan sarana dan prasarana. Untuk menampung pupuknya saja digunakan media ember bekas.

“Saat ini 25 liter diendapkan satu bulan. Baik proses dan kualitas pupuknya terus kami sempurnakan,” katanya. Seperti yang diulas web banyumaskab.go.id

Hasil produksi pupuk sementara dibagikan kepada warga yang menyumbang sampah. Selain itu kepada mereka yang rajin menabung sampah juga diberikan dua  buah bibit tanaman hias agar mereka bersemangat. Bank Sampah Musisi berkomitmen memberi nilai tambah untuk warga sekitar dengan berani menghargai sampah lebih tinggi dibandingkan harga pemulung pada umumnya.

Komitmen warga RT 04 RW 03 dalam mengelola sampah secara mandiri terlihat dengan adanya Banner bertuliskan “Kawasan Bebas Pemulung/Tukang Rongsok” terpampang di sudut-sudut batas wilayah. Pengumuman tersebut sengaja dipasang agar pemulung tidak mengambil sampah di wilayah itu.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini