Pertanian Organik Berbasis teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) mampu mengembalikan kesuburan Sawah dan lahan tegalan akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus yang mengakibatkan sawah dan tegalan menjadi tandus, rusak tanpa menghasilkan.
Guna mengembalikan kesuburan lahan seperti sendiakala, dengan menggunakan sentuhan EM, teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa, Guru Besar Bidang Hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang tahun 1980 dengan hasil penelitian selama 12 tahun.
“Pupuk hayati EM4 dari bahan organik kaya akan sumber hayati (Bokashi) mampu mengembalikan kesuburan tanah yang semakin kritis, tandus, mengeras dan kehilangan porositasnya akibat penggunaan pupuk kimia secara berkesinambungan,” tutur Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Ir. I Gusti Ketut Riksa.
IPSA Bali didirikan oleh Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP) Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, alumnus S-2 Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) sekaligus agen tunggal untuk memproduksi dan memasarkan EM4 Pertaanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 limbah ke seluruh daerah di Indonesia.
“Bokashi, kompos hasil fermentasi EM4 menyediakan unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman, fisik tanah menjadi gembur dan biologi tanah dapat melakukan fungsinya seperti sediakala. Bokashi adalah solusi untuk mengembalikan kesuburan tanah sekaligus menghemat, menekan biaya pemupukan dan perawatan tanaman untuk menghasilkan bahan pangan yang sehat dan melimpah.
IPSA Bali yang dibangun tahun 1997 atau 27 tahun yang silam berhasil mencetak ribuan petani organik berbasis EM untuk diterapkan di daerahnya masing-masing dan cepat menular dari satu petani ke petani yang lainnya sehingga pertanian organik itu cepat menyebar secara meluas dari Sabang sampai Meraoke.
Ia menjelaskan, Bokashi dibuat dari bahan-bahan organik yang mudah diperoleh di sekitar rumah, sawah, kebun, contohnya, dari sisa tanaman (limbah pertanian), jerami, pupuk kandang, kompos kasar dan hijauan lainnya.
Melalui sentuhan EM4 bahan-bahan tersebut difermentasi menjadi Bokashi, proses pembuatan cepat, Bokashi juga biasa disebut kompos super, karena manfaat yang super pada tanah dan tanaman.
Bokashi diaplikasikan sebanyak dua ton perhektar, sementara untuk mencegah serangan hama penyakit, tanaman rutin disemprot pestisida alami, pestisida ramah lingkungan ini tidak membunuh hama, namun hanya mengusir dan menjauhkannya dari tanaman budidaya.
Pestisida alami dibuat menggunakan rempah-rempah tanaman yang difermentasi dengan EM4. Sistem bertani organik untuk dikembangkan ke berbagai daerah di Indonesia. Selain menguntungkan bagi petani, pertanian organik sehat dan ramah lingkungan. Teknik budidaya tanaman padi organik mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengembalikan sifat dan ekosistem alami tanaman, tanah, air dan unsur hara.
Gusti Ketut Riksa menjelaskan, membuat pupuk Bokashi prosesnya sangat mudah dengan sentuhan EM, semua petani dimanapun berada mampu membuat pupuk organik Bokashi secara murah, mudah dan cepat memanfaatkan bahan baku sampah dan limbah organik dengan sentuhan EM4.
Membuat pupuk ramah lingkungan itu dapat dilakukan di mana saja, di gudang, halaman rumah, di tegalan atau di sawah. kumpulkan bahan organik sebanyak mungkin meliputi sampah organik, sampah rumah tangga, sampah dapur, serbuk kayu gergajian, sekam padi serasah dan kotoran hewan.
Semua bahan tersebut ditumpuk bercampur ditaburi dengan sedikit dedak lalu siram dengan EM yang telah diencerkan dengan setiap 10 cc EM per liter air hingga kelembaban mencapai sekitar 35 persen-40 persen kemudian ditutup dengan terpal.
Hanya dengan fermentasi selama dua minggu, semua bahan organik akan menjadi pupuk bokashi yang siap ditaburkan di lahan persawahan. Setelah menaburkan bokashi barulah lahan dibajak, digaru seperti biasanya.
Membuat bokashi langsung di atas lahan sawah, setelah panen langsung babad jerami sampai dipangkalnya, tambahkan lagi dengan serasah lainnya seperti rabasan rerumputan, sampah-sampah organik, serbuk kayu bekas gergajian, sekam padi dan kotoran hewan semakin banyak lebih bagus.
Taburkan bokashi dua ton per hektar secara merata selanjutnya genangi lahan sawah dengan air irigasi yang ditambah dengan 100 literEM aktif, yang berasal dari lima liter EM asli. Biarkan genangan itu selama tiga minggu, semua bahan organik akan menjadi lumat, setelah itu baru dibajak seperti biasa dilakukan, bahan organik bercampur dengan lahan olah.
Tuangkan bokashi cair pasca tanam padi. Bokashi cair adalah pupuk cair yang dibuat dari kotoran hewan yang diencerkan dengan air, selanjutnya difermentasi dengan EM, disiram pada lahan sawah yang telah ditanami padi dan digenangi air irigasi.
Berikut penuangan bokashi cair yang dapat mempercepat menyuburkan lahan sawah. Siapkan drum plastik yang bervolume 100 liter, masukkan kotoran sapi atau ayam maupun kambing ke dalam drum sebanyak 30 kg atau 30 persen dari volume wadah.
Setelah itu masukkan juga tiga liter EM, tiga liter molase, lalu isi drum air sampai penuh. Campuran adonan itu diaduk merata selama 5 menit lalu ditutup dengan plastik dan diikat tali. Lakukan pengadukan selama 3-4 hari, setiap hari selama tiga menit terus tutup kembali dengan plastik.
Selama sepuluh hari adonan itu difermentasi telah menghasilkan 100 liter pupuk bokashi cair yang cukup untuk memupuk tanaman padi di sawah seluas satu hektar. Tuangkan bokashi cairan itu disetiap petakan sawah melalui kuakan pematang tempat air masuk.
Lakukan pembuatan dan penyiraman dengan cara yang sama sebanyak delapan kali selama 90 hari umur padi sehingga akan memperoleh percepatan kesuburan lahan sawah dengan cara yang mudah dan murah.
Luangkan waktu yang tiga minggu untuk pembuatan bokashi di lahan sawah dan luangkan juga waktu untuk mengumpulkan bahan organik sebanyak-banyaknya sesuai kemampuan. Semua pengorbanan waktu dan tenaga yang dilakukan akan memberikan kesejahteraan di kemudian hari.
Setelah tiga kali musim tanam diperlakukan dengan cara yang sama akan terjadi perubahan yang sangat nyata tentang kesuburan tanah yang dicirikan dengan lahan olah yang semakin dalam, sehingga pematang sawah harus ditinggikan, kandungan bahan organik bertambah, kandungan udara dalam tanah juga meningkat, tanah semakin kuat untuk memegang air, fisik, kimia dan biologi tanah secara keseluruhan juga membaik.
Semua itu menjadikan masyarakat luas dapat mengkonsumsi beras organik, dan bernutrisi tinggi. Sapi, kerbau dan kambing yang makan jeraminya akan menjadi lebih sehat, semua makluk akan hidup sehat dan berbahagia sekaligus pertanian dan lahan pertanian di Indonesia selamat dari kehancuran, harap Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4