Instruktur Effective Microorganisms 4 (EM4) pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa mengatakan, pihaknya pernah memperkenalkan pertanian perkotaan di lahan sempit, meskipun di atas lantai beton, lantai dua atau teras rumah.
“Kita masih mampu menghasilkan bahan pangan yang sehat berupa sayur mayur, seladri, cabai, terong, tomat atau aneka jenis bunga yang berwarna-warni untuk menambah kesejukan lingkungan,” ujar Gusti Ketut Riksa yang juga Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP).
Sebuah perusahaan Swasta Nasional yang didirikan oleh Dirut Utama Perusahaan tersebut Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana,M.Agr, Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) adalah agen tunggal yang memproduksi dan memasarkan EM4 pertanian, EM4 perikanan, EM4 peternakan dan EM4 limbah ke seluruh daerah di Indonesia.
Pengembangan pertanian organik berbasis EM di perkotaan masih dapat menanam tanaman hias terutama tanaman berbatang kecil dan pendek, guna keperluan rumah tangga di perkotaan dan cara tersebut dapat disuluhkan kepada masyarakat luas.
Gusti Ketut Riksa menjelaskan, paralon dipotong-potong sekitar satu meter, bagian bawahnya diberi beton pemberat agar tidak mudah tumbang. Dengan jarak 30-40 sentimeter secara vertikal, digergaji, pajang gergajian 4 cm.
Bagian bawah gergajian ditarik keluar dengan rara dipanaskan, lalu isilah sepenuhnya dengan pupuk organik Bokashi kotaku, jangan sampai pupuk dalam paralon putus-putus. Oleh sebab itu lakukan dengan cermat, karena pada hari-hari berikutnya isi paralon ( tanahnya ) sering putus yang menyebabkan tanaman mati.
Tanamlah dengan kuat setiap paralon yang berisi tanaman berbatang kecil untuk keperluan sehari-hari. Pada musim kemarau tanaman dalam paralon perlu siram setiap hari dari ujung sebelah atas paralon. Usaha yang digeluti dengan tekun dan teliti akan memberikan hasil yang menggembirakan, ujar Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4