Tempat Penampungan Sampah Sementara Terpadu (TPST) Citra Raya Tangerang mampu mereduksi 700 kg sampah organik/hari melalui bioteknologi pengolahan sampah dengan Black Soldier Fly (BSF).
BSF merupakan teknologi reduksi sampah oleh larva dari spesies Hermetia illucens atau dikenal dengan maggot dan bakteri Effective Microorganisms4 (EM4).
Deputi General Manager Estate Management Citra Raya Meita Mediawati, mengungkapkan penggunaan teknologi BSF atau magot ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh Citra Raya dalam mengurai persoalan sampah, terutama sampah organik di kawasan tersebut.
Selain mengkonversi sampah organik menggunakan bioteknologi BSF (magot), TPST Citra Raya juga mengolah sampah lanscape menggunakan bakteri Effective Microorganisme (EM4) menjadi top soil.
Top soil sendiri biasanya menjadi lapisan tanah yang berada di paling atas, tempat aktivitas organisme tanah, sehingga, ini akan mempengaruhi kesuburan tanah.
“Dalam per-enam bulan, kami mampu memproduksi top soil hingga 800 kubik, yang ini dimanfaatkan untuk lapisan tanaman yang ada tempat pembibitan tanaman lasncape yang dimiliki oleh Citra Raya,” katanya.
Selain memanfaatkan bioteknologi BSF (magot) dan bakteri EM4, dalam menangani persoalan sampah, TPST Citra Raya bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, yaitu melalui pembuangan sampah dari TPST ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Jatiwaringin, wilayah Kecamatan Mauk.
Meita juga mengajak masyarakat, terutama warga yang bermukim atau berkunjung ke kawasan Citra Raya untuk bersama-sama menjaga lingkungan dengan membangun kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Menurut Meita, pihaknya sudah menyediakan tempat-tempat sampah di setiap sudut tempat. Seperti yang diulas web jejakkata.news.https://linktr.ee/em4