Petani Jeruk di Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, diarahkan untuk mulai memanfaatkan limbah buah jeruk yang dihasilkan menjadi pupuk organik padat dengan sentuhan Effective Microorganisms 4 (EM4).
Langkah tersebut sebagai upaya mewujudkan pertanian jeruk yang mengimplementasikan konsep produksi bersih dan meminimalisasi penggunaan pupuk anorganik.
“Petani dapat mengolah bahan organik yang ada di lingkungan sekitar untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik dengan sentuhan EM4, sehingga dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik” kata Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) Denpasar, Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si.
Anom Sulistiawati mengakui, upaya sosialisasi pengolahan limbah jeruk menjadi pupuk organik padat telah dilakukan dan diimplementasikan kepada Kelompok Tani Mekar Sari melalui program kemitraan masyarakat.
Limbah jeruk diolah menjadi pupuk organik dengan cara mengkombinasikan dengan limbah ternak serasah tanaman hijau, seperti daun kirinyuh, gamal dan lamtoro. Pupuk organik padat bersumber dari bahan organik dapat dibuat dengan memanfaatkan EM4 ataupun MOL (mikroorganisme lokal).
Menurut Anom Sulistiawati yang juga merupakan Kepala Program Studi (Kaprodi) Agroteknologi, FP-Unwar, pupuk organik padat mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis.
Keunggulan tersebut antara lain, kandungan unsur haranya cukup tinggi dan kandungan mikroorganisme juga besar. Pembuatan pupuk organik padat yang terjadi melalui proses fermentasi, kandungan zat hara dan senyawa-senyawa organik yang dikandungnya dengan cepat dapat diserap oleh tanaman.
Petani Jeruk Bayung Gede didorong untuk mengolah limbah menjadi pupuk ramah lingkungan. Petani Jeruk di Desa Bayung Gede, Kintamani-Kabupaten Bangli didorong untuk mulai memanfaatkan limbah buah jeruk yang dihasilkan menjadi pupuk organik padat.
Langkah tersebut dalam upaya mewujudkan pertanian jeruk yang mengimplementasikan konsep produksi bersih dan meminimalisasi penggunaan pupuk anorganik.
“Petani dapat mengolah bahan organik yang ada di lingkungan sekitar untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sehingga dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik” kata Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si saat dikonfirmasi di Bangli.
Anom Sulistiawati mengakui upaya sosialisasi pengolahan limbah jeruk menjadi pupuk organik padat telah dilakukan dan diimplementasikan kepada Kelompok Tani Mekar Sari melalui program kemitraan masyarakat.
Limbah jeruk diolah menjadi pupuk organik dengan cara mengkombinasikan dengan limbah ternak serasah tanaman hijau, seperti kirinyuh, gamal dan lamtoro. Pupuk organik padat bersumber dari bahan organik dapat dibuat dengan memanfaatkan EM4.
Menurut Anom Sulistiawati yang juga merupakan Kaprodi Agroteknologi, FP-Unwar, pupuk organik padat mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis. Seperti yang disiarkan web warmadewa.ac.id. Keunggulan tersebut antara lain kandungan unsur haranya cukup tinggi dan kandungan mikroorganisme juga sangat tinggi. Pembuatan pupuk organik padat yang terjadi melalui proses fermentasi, kandungan zat hara dan senyawa-senyawa organik yang dikandungnya dengan cepat dapat diserap oleh tanaman.https://linktr.ee/em4