Kualitas air mempunyai peran setrategis terhadap mutu hidup manusia dan makluk hidup lainnya, jika kualitas airnya buruk manusia dan makluk lainnya mudah terserang penyakit, bahkan dapat menimbulkan kefatalan.
Polusi air sungai terjadi di mana saja, terutama di kota-kota besar, akibat populasi penduduk yang semakin padat. Jika air sungai kotor, maka seluruh warga kota bisa sakit. Salah satu cara menjernihkan air sungai, danau dan saluran pembuangan dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisms-4 (EM4)
“Hal itumenjadi kehawatiran berbagai pihak, sejalan dengan perkembangan waktu keberadaan air bersih semakin langka. Oleh sebab itu solusi dari fenomena tersebut harus dipikirkan sejak dini,” kata Staf Ahli PT Songgolngit Persada (SLP), Ir. I Gusti Ketut Riksa.
PT SLP adalah agen tunggal di Indonesia yang memproduksi dan memasarkan Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan, EM4 limbah dan Minyak Rajas, minyak herbal untuk hewan peliharaan ke seluruh provinsi di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.
Perusahaan swasta nasional itu dibangun pemilik perusahaan Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang juga alumnus program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University or The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) awalnya dari satu unit pabrik di Jawa Barat sekarang berkembang menjadi empat unit yang terdiri atas dua unit di Jawa Barat dan dua unit di Bali.
Hal itu berkat penerapkan teknologi EM dalam berbagai aspek kehidupan di Bali berkembang semakin mantap seperti yang diungkapkan Dr. Wididana ketika menyampaikan materi seminar dalam Effective Mikroorganisms) Partnership Meeting di Bangkok, pada 25-28 Maret 2024.
Dr. Wididana menjelaskan sejarah awal Teknologi EM diperkenalkan ke Indonesia, pada 1990, dari penelitian, pelatihan, uji coba lapangan, seminar, perizinan, pemasaran, pendirian usaha, mengembangkan usaha, dan memaparkan visi usaha ke depan, untuk 10 tahun ke depan.
Bagaimana kiat dan strategi memenangkan usaha pupuk organik dengan Teknologi EM di tengah persaingan yang semakin ketat, materi pemaparan Dr. Wididana menjadi sangat menginspirasi seluruh peserta seminar, yang diikuti oleh 48 orang peserta dari 14 negara.
Air Terkontaminasi
Sementera Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng dalam kesempatan terpisah, mencetak petani organik dari berbagai daerah di Indonesia untuk diterapkan di daerahnya masing-masing.
Kondisi air di alam juga dapat terkontaminasi oleh banyak hal diantaranya, hujan asam, limbah industri, limbah ternak/petanian, limbah comberan, dan limbah rumah tangga.
Dengan adanya teknologi Effective Microorganisms (EM) kehawatiran tentang menurunkan mutu air seyogyanya tidak perlu terjadi, asalkan secara konsekwaen teknologi EM dilaksanakan secara serempak.
Sekarang banyak orang mengkultur bakteri fotosynthetik, bukan hanya para ahli/peneliti penghobipun menggunakan mikroba ini untuk meningkatkan hobinya. Semakin lama mikroba ini semakin dikenal manfaatnnya yang sebelumnya tidak terpikirkan.
Bahkan menurut penemunya, Prof. Dr. Teruo Higa bahwa inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosynthetik. Ini berarti bahwa bakteri ini akan dapat menyelesaikan berbagai masalah diantaranya untuk mencegah pencemaran, menyuburkan tanah meningkatkan derajat kesehatan dan lain-lain.
Sebagai salah satu contohnya menggunakan teknologi EM pada tanaman padi sawah. Limbah air dari pertanian padi sawah yang telah menggunakan EM layaknya seperti air bersih yang dapat diminum, tanpa bau busuk dan tidak menyebabkan keracunan.
Hal itu dapat dilihat dari berkembangnya makro dan mikro invertebrata seperti cacing rambut, cacing tanah lainnya, berbagai moluska, lintah, kerang kerangan, udang-udangan, ketam dan berbagai jenis larfa.
Apabila kualitas air buruk, biota ini sulit hidupnya dapat dikatakan semakin banyak biota ini di sawah kualitas air semakin baik dan lahan pertanian semakin subur.
Tanpa Endapan
Gusti Ketut Riksa menambahkan, berkat sentuhan EM pengolahan air limbah tanpa endapan. Teknologi EM terdiri atas mikroba zimogenik dan mikroba synthetik. Mikroba zimogenik akan merubah bongkahan-bongkahan bahan organik yang lebih besar menjadi material yang halus, kemudian dapat terlarut dalam air.
Tugas ini sebagian besar diemban oleh kelompok Actinomycetes, karena kelompok mikroba ini mampu mendekomposisi benda-benda keras seperti khitin dan lignin yang tidak termakan oleh bakteri lain.
Untuk itu penumpukan bahan organik selalu dibarengi dengan berlimpahnya Actinomycates. Proses tersebut dapat dikatagorikan sebagai proses awal oksidasi.
Selanjutnya bahan terlarut dalam bentuk polutan seperti H2S, amoniak, methan, merkaptan dan lain-lain disinthesekan. menjadi zat-zat bio aktif seperti glukosa, asam amino, asam nukleat hormun dan lain-lain.
Pekerjaan ini dilakukan oleh bakteri synthetik. Nutrisi ini kemudian terlarut dan hanyut bersama air dan dapat dimanfaatkan oleh mahluk hidup lainnya. Oleh sebab itu pengolahan limbah cair dengan teknologi EM akan menghasilkan produk yang sangat prima.
Bersamaan dengan proses itu terbentuk juga bebagai antioksidan sebagai produk dari mikroba EM. Inilah yang menyebabkan air limbah setelah ditritmen dengan EM kehilangan bau yang menyengat serta secara dramatis menjadi bersih tanpa endapan dan bau busuk.
Untuk mewujudkan lingkungan bersih, agar semua lembaga seperti hotel, restoran, laundry, garmen, industri peternakan serta fasiltas umum lainnya untuk membuat institusi pengolah limbah sebelum limbahnya dibuang ke perairan umum.
Instalasi-perusahaan ini sederhana saja, dan tidak memerlukan persyaratan husus. Biasanya pengolahan limbah ini terdiri dari tiga step yang dibuat secara seri. Demikian juga pengolahan limbah umum (sewage) yang berasal dari air limbah rumah tangga seperti limbah kamar mandi dan limbah-limbah lainnya termasuk cucuran air atap dapat diolah dalam instalasi ini.
Air limbah ini dapat ditritmen berulang-ulang sehingga kita tak akan kekurangan air bersih sebagai air minum, buat sementara produk pengolahan limbah ini dapat digunakan untuk mencuci mobil, pakaian dan peralatan lainnya maupun untuk membasahi pekarangan, kebun dan tegalan.
Cara membuat larutan pengolahan limbah mudah saja yakni sau liter EM dorman dan satu liter molase terlebih dulu diperbanyak dengan air biasa 100 sampai 200 kali dari volume sumula.
Sebaiknya larutan yang terbentuk ini diistirahatkan semalam guna memberi kesempatan menjadi aktif kembali, sesudah itu barulah digunakan untuk mentritmen limbah.
Satu liter campuran ini dapat mendekomposisi sekurang-kurangnya 1000 liter limbah, ulangilah menuangkan campuran ini dengan cara yang sama, 3-4 kali dalam setahun atau berdasarkan keperluan, karena kepekatan limbah tidak selalu sama.
Dampak EM dalam instalasi atau sewage baru akan tampak setelah sebulan dari aplikasi awal. Manfaat lainnya dengan menggunakan air limbah yang ditritmen dengan EM antara lain kandungan BOD limbah tidak lebih dari 5ppm bahkan kurang dari itu, bebas dari E.coli, tembok dapur mudah dibersihkan dari endapan lemak, porselin di dapur menjadi mengkilat bersih dan semua peralatan akan berumur lebih panjang, berkat air ini, tutur Gusti Riksa.https://linktr.ee/em4