Pengembangan pertanian organik perkotaan (urban farming) sebagai gerakan sosial masyarakat kota melibatkan masing-masing rumah tangga mampu memunculkan gagasan kreatif, mendukung kehidupan yang sehat, semangat dan selalu eksis dalam aktivitas keseharian.
Bertani di pekarangan rumah yang sempit dengan media pot untuk mengembangkan cabai, seledri, kunyit, jahe, lengkuas dan tanaman herbal, yang setiap saat ditata kembali, diberi pupuk organik (bokashi) secara tidak langsung pikiran menjadi tenang, rileks dan inspirasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Jika beruntung memiliki pekarang rumah yang lebih luas arahkan menjadi daerah hijau yang mampu berfungsi untuk melepas ketegangan dan kepenatan setelah beraktivitas sehari-hari di luar rumah, tutur Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990).
SLP adalah agen tunggal di Indonesia yang memproduksi dan memasarkan Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan, EM4 limbah, dan produk kesehatan hewan peliharaan Minyak Rajas ke seluruh daerah di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.
Kawasan hijau tersebut dapat ditata dengan baik, agar indah, asri dan lestari sehingga selalu segar dipandang dan mampu memberikan kesejukan. Memiliki pekarangan yang cukup luas, bisa berkreasi lebih banyak lagi, yakni bisa membuat kolam ikan dan memelihara ikan, mendirikan gazebo atau saung bambu, menanam pohon buah-buahan dan aneka jenis sayur-sayuran serta bunga-bungaan.
Sosok pria enerjik kelahiran Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng itu sejak tahun 2009 atau 15 tahun yang silam telah menerapkan pertanian perkotaan di pinggiran kota Denpasar yang diberinama “Pak Oles Green School”.
Pak Oles Green School merupakan konsep pertanian perkotaan yang diterapkan pada hamparan lahan seluas 4.000 meter persegi (40 are) di Jalan Waribang, Kesiman Denpasar Timur untuk melakukan pembelajaran tentang pertanian organik yang didukung dengan Effective Microorganisms 4 (EM4), teknologi dari Jepang yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kami mengundang dan melatih anak-anak mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), sekolah dasar, sekolah menengah pertama/atas hingga perguruan tinggi, khususnya mahasiswa fakultas pertanian dan farmasi,” tutur Dr. Widi yang akrab disapa Pak Oles.
Selama puluhan tahun pelajar dan mahasiswa datang dari sejumlah kota di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lain di Indonesia ingin melihat dari dekat pertanian organik yang diajarkan, diterapkan dan hasilnya bagimana.
Dalam kawasan kebun pertanian organik tersebut juga dilengkapi pelayanan restoran dan tempat pelatihan, sehingga satu sama lain saling mendukung, ujar Pak Oles.
Pak Oles yang juga alumnus Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar itu menambahkan, pertanian perkotaan sebagai aksi sosial masyarakat di masing-masing rumah tangga juga menyangkut sektor peternakan seperti memelihara ayam, burung maupun perikanan yakni memelihara ikan hias di aquarium.
Semua itu memberikan rasa senang dan nyaman, sekaligus mengurangi ketegangan terhadap seluruh anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanian perkotaan juga bisa sebagai sarana olahraga yakni menyiram tanaman peliharaan dapat menggerakkan badan seperti olah raga ringan. Demikian pula menyapu gerakannya tidak keras, namun mampu membakar lemak dalam tubuh. Seperti senam “taichi” itu gerakannya pelan namun menyehatkan.
Menggeluti pertanian perkotaan juga merupakan sebagai sarana untuk menyalurkan kesenangan (hobi) untuk kesehatan, dengan melupakan sejenak pekerjaan untuk relaksasi. harap Pak Oles. https://linktr.ee/em4