Sebelas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang, Jawa Timur sukses melaksanakan kegiatan sosialisasi dan praktek membuat pupuk organik padat Bokashi (pupuk fermentasi) kotoran sapi di Desa Pagersari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Kelompok tersebut terdiri dari enam mahasiswa dan lima mahasiswi yang tergabung dalam Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang.
Kegiatan KKN dilaksanakan di Desa Pagersari selama 45 hari, yang diharapkan dapat menghasilkan banyak capaian bagi desa dan masyarakat serta memiliki manfaat untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, yakni meningkatkan kemampuan berpikir, kreativitas, dan memberikan solusi terhadap masalah yang dialami desa tersebut.
Berdasarkan hasil observasi permasalahan desa, ada dua masalah utama di Desa Pagersari yaitu tingginya harga pupuk bagi para petani. Menurut salah sseorang narasumber (petani/53), harga pupuk di Desa Pagersari kisaran Rp.130.000 (bagi yang tergabung dalam kelompok tani), sedangkan di luar kelompok tani berkisar antara Rp.190.000-Rp.195.000.
Sistem pengolahan limbah kotoran sapi yang masih belum tertata. Sistem pengolahan limbah kotoran sapi di Desa Pagersari belum bisa dikelola secara merata.
Hal ini akibat minimnya pemahaman warga sekitar tentang tata cara pemanfaatan limbah kotoran sapi, sehingga sebagian besar warga memilih untuk membuang kotoran tersebut ke aliran sungai desa yang secara langsung dapat mencemari ekosistem sungai tersebut.
Menindaklanjuti permasalahan tersebut Tim KKN Universitas Malang di Desa Pagersari berinisiasi untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk menjadikan pupuk Bokashi yang nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi para petani sebagai alternatif pengganti pupuk kimia yang harganya semakin melonjak naik.
Bokashi berasal dari kosakata Jepang yang berarti fermentasi dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian. Pupuk Bokashi merupakan pupuk yang berasal dari hasil fermentasi kotoran hewan dengan menggunakan bakteri pembantu.
Pupuk Bokashi kotoran sapi memiliki beberapa kandungan seperti Nitrogen, Posfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Zat besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan Molibdenum (Mo) yang berfungsi sebagai nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Manfaat pupuk bokashi kotoran sapi, meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam, memiliki kandungan hara yang tinggi sehingga dapat menjaga persediaan unsur hara tanah.
Alat-alat yang harus disiapkan antara lain cangkul/sekop, ember, terpal, timbangan, sak/karung, sedangkan bahan-bahan yang disiapkan adalah kotoran sapi (30 kg), arang sekam (1 kg), dedak (1 kg), tetes tebu (1 sdm), EM4 (20 ml), serta air secukupnya.
Proses pembuatan pupuk bokashi diawali dengan melarutkan EM4 (20ml) dan tetes tebu (1 sdm) dengan 1 liter air, dilanjutkan dengan menyiapkan media padat dengan mencampur rata 30 kg kotoran sapi, 1 kg dedak, dan 1 kg arang sekam.
Step selanjutnya adalah mencampurkan media padat dan media cair hingga merata dengan memperhatikan kandungan air (30%-40%), kandungan air dapat ditandai dengan tidak menetesnya air ketika bahan/media digenggam dan media akan mekar apabila genggaman dilepas.
Setelah kedua media tercampur, media setengah jadi tersebut kemudian diratakan di atas alas (plastik/karung) dengan ketebalan 2-3 dan ditutup dengan terpal pada bagian atasnya.
Untuk menjaga proses fermentasi agar berhasil sempurna, media setengah jadi tersebut harus diletakkan di suhu ruangan serta tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Proses fermentasi dapat berlangsung selama 4-7 hari tergantung keadaan suhu lingkungan tersebut. Media pupuk bokashi kotoran sapi baru dapat dimanfaatkan ketika warnanya mulai berubah kehitaman, tekstur gembur, tidak panas, serta tidak berbau.
Kegiatan sosialisasi dan praktek pembuatan pupuk bokashi kotoran sapi diharapkan dapat membantu para petani sebagai upaya alternatif dalam mengatasi permasalahan tingginya harga pupuk serta mengembangkan potensi para peternak sapi di Desa Pagersari sehingga dapat memaksimalkan hasil yang diperoleh. Seperti yang ditayangkan web kliping.um.ac.id.https://linktr.ee/em4