Penemuan teknologi Effective Microorganisms (EM) olehProf. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang tahun 1980, melalui hasil penelitian selama 12 tahun mampu mendorong masyarakat dunia mengembangkan pertanian organik.
“Upaya itu mampu menghasilkan bahan pangan yang aman untuk kesehatan dan jumlahnya melimpah untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cenderung terus meningkat,” kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP), Ir, I Gusti Ketut Riksa.
PT SLP yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) adalah agen tunggal di Indonesia untuk memproduksi dan memasarkan pupuk hayati EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 limbah ke seluruh daerah di Nusantara mendapat lisensi dari Effective Microorganisms Research Organization (EMRO) Jepang.
Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Buleleng yang melatih petani organik dari berbagai daerah di Indonesia berbasis EM untuk diterapkan di daerahnya masing-masing.
Prof. Teruo Higa meneliti kelompok bakteri yang berguna dengan tujuan untuk memelihara dan mengembangkan agar mampu hidup bersaing dan menang melawan kelompok yang merugikan.
Bakteri tersebut mampu membuat nutrisi atau zat-zat bioaktif yang diperlukan oleh semua makluk hidup.
Kelompok pertama yang berguna sekaligus sebagai sahabat manusia, kelompok ini dikumpulkan Prof Higa yang berasal dari lima kelompok dalam sebuah formula yang disebut EM.
Kelima kelompok tersebut meliputi bakteri asam laktat, actinomycetes, fotosintetik, ragi dan cendawan fermentasi. Kelompok kedua berupa mikroba merugikan yang lebih dikenal dengan sebutan pathogen dan kelompok ketiga berupa mikroba yang bersifat netral.
Dari ketiga kelompok bakteri tersebut Prof. Higa menitikberatkan perhatian penelitian pada kelompok pertama. Mikroba yang berguna bekerja berdasarkan proses fermentasi dengan hasil de-ion seperti glukosa, ahkohol, ester, asam amino, asam nukleat, hormon, enzim dan anioksi.
Inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosintetik, bakteri yang lebih dikenal sebagai bakteri yang abadi tahan hidup pada suhu di atas 1000 derajat celsiun.
Beruntung dengan adanya EM yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan yang bisa diperoleh secara mudah dengan harga yang terjangkau mendorong perhatian masyarakat dunia terhadap pertanian organik dan lingkungan sejak puluhan tahun belakangan ini.
Hal itu berkat pertanian organik mampu menghasilkan bahan pangan yang sehat dan melimpah untuk kebutuhan pangan masyarakat yang cenderung terus meningkat, karena pertanian organik tanpa menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4