Tim pembuat pupuk organik cair yang dihasilkan dari limbah penyulingan tanaman kayu putih memiliki beragam manfaat melakukan foto bersama.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Diponogoro (Undip) Semarang Jawa Tengah yang diinisiasi oleh Listiana Evilia Sefriani, semester VI Program Studi (Prodi) Agribisnis, mengembangkan metode pengolahan limbah penyulingan tanaman kayu putih menjadi pupuk organik cair (POC).

Proses pengolahan limbah penyulingan tanaman kayu purih menjadi pupuk organik cair dengan sentuhan Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian.

Adapun tahapan proses pembuatan POC adalah yang pertama membuat larutan molase dengan melarutkan 200 gram gula dengan air 500 ml dengan cara dipanaskan atau diaduk dengan sendok sampai larut.

Tahapan kedua tuangkan EM4 ke dalam larutan molase, yang sebelumnya EM4 diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 50 ml. Setelah dituang, aduk larutan molase dan EM4 hingga larut dan menyatu.

Ke tiga, masukkan larutan molase dan EM4 tadi ke dalam galon/ember yang telah berisi air empat liter lalu aduk hingga tercampur. Ke empat setelah larutan tercampur kemudian masukkan limbah daun kayu putih bekas penyulingan. Setelah itu aduk limbah dan larutan sampai merata.

Tahapan ke lima, setelah semua itu tercampur dengan baik, kemudian tutup rapat dengan tutup galon/dengan plastik agar proses fermentasi berjalan dengan sempurna.

Fermentasi tersebut dilakukan selama dua minggu, setiap dua hari sekali bisa dilakukan kontroling untuk melakukan pengadukan dan pengecekan pH serta suhu pupuk.

Pupuk yang sudah jadi bisa dipisahkan atau disaring dari limbah daun tadi untuk diambil pupuk cairnya saja. pupuk organik ini mampu bertahan hanya 1-2 minggu dengan penyimpanan yang jauh dari sinar matahari dan tempat yang sejuk.

Pupuk organik cair yang dihasilkan dari limbah penyulingan tanaman kayu putih memiliki beragam manfaat. Yakni  mengurangi beban lingkungan dengan mengelola limbah organik, POC mampu meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman secara alami.

Langkah inovatif tersebut mampu memberikan dampak positif yang signifikan dan mengurangi limbah organik yang berpotensi merusak lingkungan. Penggunaan POC mendukung pertanian berkelanjutan bagi kelompok tani KHDTK Undip dengan menyediakan alternatif pupuk organik yang ramah lingkungan.

Melalui program kerja itu, mahasiswa KKNT Undip mampu menunjukkan pentingnya pengembangan solusi berkelanjutan untuk mengatasi masalah lingkungan dengan mengubah limbah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis.

Mereka tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, namun mampu memberikan kontribusi positif bagi pertanian dan keberlanjutan lingkungan secara keseluruhan.Seperti yang dikutip dari web kyaigalangsewu.net. (Listiana Evilia Sefriani (S1 Agribisnis 2021 FPP Universitas Diponegoro).https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini