Pak Oles: Pedagang Tidak Mainkan Ukuran Timbangan

0
140
Gede Ngurah Wididana, Direktur Utama PT. Karya Pak Oles Grup dalam sebuah aktivitas.

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan Swasta Nasional berbasis obat-obatan tradisional merupakan terbesar di Bali, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, para pedagang yang menjual berbagai jenis kebutuhan bahan pokok tidak mempermainkan ukuran timbangkan, guna meraih keuntungan besar, namun merugikan konsumen.

“Demikian pula pengusaha dan usaha bisnis lainnya dalam mempromosikan suatu produk lewat media sosial atau brosur mengungkapkan sesuai hal yang sebenarnya, tidak ada hal-hal yang ditutupi sehingga masyarakat tidak ragu-ragu dan kecewa mengkonsumsinya,” kata Dr. Wididana, sosok pria enerjik yang akrab disapa Pak Oles.

Alumnus Program Pasca Sarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) mengungkapkan hal itu ketika Membahas Etika Bisnis Dalam Hindu Berdasarkan Konsep Yama dan Niyama di sebuah Stasiun Televisi Swasta Berjaringan Nasional, baru-baru ini.

Ia mengatakan, pedagang yang tidak mencuri banyak hal tentang ukuran timbangan juga bisa ditulis dalam brusur untuk promosi sehingga usahanya dikenal masyarakat secara meluas agar tidak ragu-ragu dan kecewa memanfaatkan jasa usahanya.

“Dalam menekuni usaha dan bisnis usahakan tidak ada hal-hal yang ditutupi. Untuk itu hanya produk-produk berkualitas, setia yang terbuka,  jujur tanpa kekerasan dan bersih mampu memberikan kesentosaan lahir dan batin,” jelas Pak Oles.

Hanya produk-produk yang berkualitas yang dikelola dengan usaha bisnis yang jujur mampu memberikan manfaat yang baik dan selalu dicintai konsumen dan masyarakat luas.

Oleh sebab itu sebagai pengusaha yang melakukan bisnis dalam Hindu  harus dilandasi dengan penuh kejujuran dan setia terhadap janji. Jujur artinya keterbukaan atau transparansi dalam proses pembuatan,  penyampaian informasi dan proses pelayanan.

Hal itu penting diketahui dan disadari, karena produk yang dikelola tidak jujur atau yang tidak setia dianggap durhaka. Itulah kunci dari Yama  dan Niyama.

“Yang terakhir adalah aparigraha atau suatu produk itu harus sederhana, tidak rumit, bahkan bisa dimodipikasi menjadi produk lebih bagus  dengan biaya murah sehingga mampu memberikan keuntungan lebih besar dan produknya pun lebih bermanfaat,” harap Pak Oleslinktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini