Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP), Ir, I Gusti Ketut Riksa menegaskan, limbah air dari tanaman padi sawah yang menggunakan teknologi Effestive Microorganisms 4 (EM4) layaknya seperti air bersih yang layak diminum, tanpa bau dan tidak menyebabkan keracunan.
“Hal itu bisa dilihat dari berkembangnya makro dan mikro invertebrata seperti cacing rambut, cacing tanah lainnya, berbagai moluska, lintah, kerang-kerangan, dan berbagai jenis berkembang dengan baik,” Kata Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur EM4 pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng.
PT Songgolangit Persada yang didirikan Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr adalah agen tunggal di Indonesia memproduksi dan memasarkan EM4 pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan, EM4 limbah dan Minyak Rajas khusus untuk hewan peliharaan.
IPSA Bali juga didirikan oleh Gede Ngurah Wididana tahun 1997 yang mencetak dan mendidik petani dari berbagai daerah di Indonesia dalam bidang pertanian organik berbasis teknologi EM guna dikembangkan di asal daerahnya masing-masing yang kini jumlahnya mencapai ribuan petani.
Ia mengatakan, jika kualitas air untuk tanaman padi yang dikembangkan secara organik dengan sentuhan EM, itu kualitasnya buruk, tentu biota-biota sulit hidup dan berkembang. Dengan demikian bisa dikatakan, semakin banyak populasi biota di sawah kualitas air semakin baik dan lahan pertanian semakin subur.
“Setelah biota tersebut berkembang barulah kita membicarakan mina padi. Untuk itu semua pihak, masyarakat luas dan petani mengembangkan usaha pertanian organik berbasis teknologi EM,” harap Gusti Ketut Riksa.
Ia menambahkan, sejalan dengan perkembangan waktu telah menjadi kehawatiran banyak pihak, keberadaan air bersih menjadi semakin langka. Solusi dari fenomena tersebut harus dipikirkan lebih dini melibatkan para ahli dan berbagai pihak.
Air di alam juga dapat terkontaminasi oleh banyak faktor, antara lain hujan asam, limbah industri, limbah ternak/petanian, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Dengan adanya teknologi Effective Microorganisms (EM) hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru Besar Bidang Hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang tahun 1980 yang kini diterapkan lebih dari 130 negera di belahan dunia.
Dengan demikian kekhawatiran itu seyogyanya tidak perlu terjadi asalkan, semua pihak secara konsekwen menerapkan teknologi secara serempak.
Bahkan sekarang banyak orang mengkultur bakteri fotosynthetik, bukan hanya para ahli/peneliti penghobi pun menggunakan mikroba untuk meningkatkan hobinya. Semakin lama mikroba ini semakin dikenal manfaatnnya yang sebelumnya tidak terpikirkan.
Bahkan Prof. Dr. Teruo Higa mengakui, bahwa inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosynthetik. Ini berarti bahwa bakteri ini akan mampu mengatasi berbagai masalah, diantaranya mencegah pencemaran, menyuburkan tanah dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.https://linktr.ee/em4