Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mendorong para peternak untuk memanfaatkan potensi olahan sampah daun perindang sebagai pakan ternak. Pemanfaatan sampah organik itu nantinya bisa menjadi salah satu upaya dalam mengurangi kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terbatas.
Salah satu kelompok ternak yang telah memanfaatkan potensi olahan daun perindang yakni kelompok ternak di Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo. Pemanfaatan ini telah dilakukan sejak enam bulan terakhir dengan mengolah sampah daun perindang dengan cara fermentasi untuk dijadikan pakan ternak kambing dan domba.
“Pemanfaatan ekonomi dari sampah organik ini memang masih jadi pekerjaan rumah kami. Upaya yang dilakukan oleh teman-teman di Kelurahan Giwangan ini kami harapkan bisa diperluas ke tempat lain di Yogjakarta,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Yogjakarta, Ahmad Haryoko.
Menurutnya potensi pemanfaatan sampah daun dan pohon perindang di Yogjakarta sangat besar. Dalam sehari petugas yang rutin melakukan pemangkasan pohon perindang bisa menghasilkan sebanyak delapan meter kubik. Jumlah ini belum termasuk yang dihasilkan oleh masyarakat saat memangkas pohon atau tanaman secara mandiri.
Daryoko menyebut, pemanfaatan sampah pohon dan daun perindang itu sedikitnya bisa mengurangi 20 persen sampah yang dibuang ke TPA. “Ini baru kita coba untuk daun kelengkeng dan semoga berhasil dan bisa diperluas untuk peternakan kambing di lokasi lain,” ungkap dia.
Nurdin Saputro, salah seorang peternak yang telah memanfaatkan hasil fermentasi sampah daun perindang itu menyebut, pihaknya telah mengolah sampah daun perindang sejak enam bulan terakhir. Selama ini pakan hasil olahan masih dimanfaatkan untuk kambing dan domba yang dipeliharanya.
Komposisi campuran disesuaikan dengan kandungan air yang tersimpan dalam sampah daun perindang. Jika kandungan air sedikit, campuran EM4 dan pollard yang diberikan agar sedikit banyak, begitu pula sebaliknya. “Ini sudah kita berikan beberapa bulan ke ternak. Hasilnya memang cukup beda dengan rumput pakan karena kotoran ternak jadi tidak bau,” pungkas dia, seperti yang dirilis jogjapolitan.com.https://linktr.ee/em4