Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa menilai, bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dunia yang populasinya cenderung terus meningkat, tidak mengenal istilah habis.
“Ini berarti meskipun kaya, janganlah berpangku tangan, bantulah orang lain yang berada dalam kesusahan. Bantuan itu ibarat menanam kesejahteraan untuk bisa dipanen kemudian hari. Ingatlah bahwa di alam ini selalu berlaku hukum sebab akibat,” kata Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur Effective Microorganisms 4 (EM4) pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.
Ia mengatakan, filosofi itu diibaratkan seperti sinar matahari yang menyinari semua tempat di bumi mulai dari perbukitan, jurang dan lautan semuanya disinari tanpa pilih kasih.
Enegi sinar matahari itu mampu menciptakan karbohidrat pada tanam-tanaman yang merupakan cikal bakal bahan pangan bagi segenap mahluk hidup di muka bumi.
“Bahan pangan yang terbuat secara alami itulah patut dikagumi berkat rancangan alam ini benar-benar merupakan ciptaan Tuhan yang tidak habis-habisnya,” ujar Gusti Ketut Riksa.
Seorang spiritual terkemuka di Jepang bernama Mokichi Okada memperkenalkan syarat-syarat teknologi yang layak dikembangkan, yang dikenal dengan “Filosofi Mokichi Okada” yang mengedepankan lima syarat.
Kelima syarat tersebut yakni, harus dapat dilaksanakan oleh semua orang, dapat meningkatkan kesehatan secara fisik maupun spiritual, menguntungkan produsen dan konsumen, mampu melestarikan lingkungan dan mencukupi kebutuhan pangan bagi penduduk dunia yang selalu bertambah.
“Prinsip inilah merupakan cikal bakal pertanian organik. Ilmu Effective Microorganisms (EM) malah menjangkau cakupan yang lebih luas lagi, bukan saja dibidang pertanian dalam arti luas, namun mencakup semua aspek kehidupan manusia seperti bidang industri, kesehatan dan lingkungan,” tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4