Solusi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia tanpa mempengaruhi hasil panen padi maupun jenis tanaman hortikultura lainnya adalah dengan memanfaatkan bahan organik kaya akan sumber hidup (Bokashi) yang tidak mempunyai dampak negatif bagi tanah.
Pupuk organik dengan sentuhan Effective Microorganisms 4 (EM4) pertanian dengan harga yang sangat terjangkau oleh petani, atau harganya jauh lebih murah dari pupuk kimia.
Atas permasalahan tersebut Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 100 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berinovasi membuat sendiri pupuk organik dari kotoran sapi yang selama ini tidak dimanfaatkan oleh warga Desa Sejati.
Tujuan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi itu agar warga Desa Sejati bisa membuat sendiri pupuk organik yang biasanya dijual mahal di toko-toko pertanian dari bahan yang tidak dimanfaatkan oleh warga setempat.
Pupuk organik yang dibuat oleh kelompok KKN 100 mempunyai keunikan dibanding dengan pupuk organik biasa. Pupuk organik tersebut dibuat dari kotoran sapi yang dicampur dengan gula merah atau putih dan Effective Microorganisme 4 (EM4). Penggunaan campuran tersebut agar pupuk organik yang dihasilkan mempunyai peningkatan penyerapan unsur hara pada tanah menjadi optimal.
Bahan utama Bokashi diambil dari limbah organik, seperti jerami, kotoran sapi, dan hijauan, bahan tersebut dikumpulkan dalam satu wadah, pencacahan dilakukan pada bahan organik yang memiliki ukuran besar, dicacah atau dipotong menjadi 5-7 cm agar mudah dalam proses penguraian.
Bahan yang sudah terkumpul, lalu difermentasi menggunakan EM4 aktif (EM4 yang sudah tercampur molase) dalam wadah tertutup selama 4-7 hari sehingga menjadi pupuk Bokashi.
Bokashi dapat digunakan sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan, pupuk bokashi di dalamnya terdapat bahan bahan organik yang berpengaruh terhadap unsur hara tanah dan juga menjaga sifat fisik, biologi dan kimia tanah.
Pengaruh pemberian pupuk organik bokashi terhadap pertumbuhan tanaman sampai saat panen menunjukkan bahwa pemberian bokashi dapat memberikan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk anorganik.
Hal ini disebabkan oleh kandungan N (nitrogen) pada bokashi cukup tinggi. Tersedianya Nitrogen yang cukup menyebabkan adanya keseimbangan pertumbuhan antara daun dan akar, maka pertumbuhan berjalan normal dan sempurna.
Karena bokashi merupakan pupuk organik maka tanaman yang dihasilkan juga berupa tanaman organik pula. Tanaman organik sangat baik bagi kesehatan manusia karena tanaman organik yang dikonsumsi manusia tidak akan memiliki dampak negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Bapak Sriyono selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) UTM berharap, sosialisasi tentang pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi adalah agar warga Desa Sejati dapat memanfaatkan limbah peternakan untuk membuat pupuk organik yang bermanfaat bagi kesuburan tanah.
Selain itu dalam kegiatan ini DPL KKN 100 memberikan pesan kepada anggota KKN 100 agar mau membantu warga Desa Sejati seperti mengembangkan potensi desa.
“Memberikan kontribusi terhadap desa bukanlah hal yang mudah karena itu harus mampu membaca keadaan desa dan kita harus mampu memanfaat mengenai hal yang ada di desa. Maka dengan kemampuan membaca keadaan Desa Sejati diharapkan dapat menemukan solusinya.” Harap Sriyono.https://linktr.ee/em4