Dr. Wididana: 6000 Tahun Silam Manusia Belajar Yoga Dari Alam-Binatang

0
113
Master yoga, Gede Ngurah Wididana menyampaikan materi workshop dalam acara Buleleng Yoga Festival di Villa IPSA.

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, berbagai ragam gerakan yoga, awalnya 6.000 tahun silam dikoordinasikan, dikumpulkan teknik-teknik atau cara-caranya oleh banyak orang sampai menjadi gerakan-gerakan yang sempurna, halus, lembut, unik dan menakjubkan untuk menjadikan tubuh tetap sehat dan prima.

“Orang-orang yang mengumpulkan cara dan teknik tentang gerakan yoga itu belajar dari alam, binatang, pohon dan air khususnya gerakan yoga untuk kesehatan,” kata Dr. Wididana yang juga Instruktur Yoga internasional, penggagas dan pencipta Yoga Keseimbangan dan Keberanian (Sembrani) ketika melatih yoga kepada karyawan/ti di Yoga Room Jalan Letda Kajeng , Yangbatu Kangin Denpasar.

Sosok pria enerjik alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1997-1990) baru saja berhasil menyiapkan Pak Oles Yoga Yoga di Jalan Pendidikan, Sidakarya, Denpasar selatan yang siap melatih generasi muda dan lintas generasi untuk lebih kreatif dan produktif melalui praktek dan gaya hidup yoga.

Ia menjelaskan, guru yoga pada awal-awal dikenalnya gerakan yoga 6.000-7.000 tahun yang silam di India dan China dikenal dengan Resi. Dalam tahun yang bersamaan juga berkembang ilmu kesehatan yang disebut Gigong, Qi artinya energi dan gong itu mengelola (mengelola energi).

Qigong awalnya berasal dari China dan yoga dari India, sama juga asal-usulnya belajar dari alam, binatang , kera, macan, rusa, kemudian terjadi pertukaran budaya yakni dari India belajar ke China. Dan dari China belajar ke India saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.
“Jadi sampai sekarang ilmu itu masuk ke dalam budaya yang diawetkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyangkut budaya untuk belajar ilmu kesehatan dan spiritual,” tutur Pak Oles yang telah berhasil membangun berbagai fasilitas pendukung untuk kelancaran kegiatan Yoga Internasional di Villa IPSA Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Dr. Wididana menambahkan kita sebagai generasi baru mengetahui secara terputus-putus, sedikit-sedikit berusaha menggabung-gabungkannya menjadikan buku oleh sense (guru di China), Resi dan lain sebagainya agar cepat dikenal secara meluas di berbagai negara belahan dunia.

Ada titik kebersamaan dari kedua aliran tersebut, aliran India dan China yakni napas yang dalam, pelan bisa untuk kesehatan dan bisa untuk kekuatan atau kesaktian. Gerakan yoga dari India ada tujuh cakra dalam tubuh manusia sebagai pusat energi yakni dari cakra anus, kemaluan, perut, jantung, tengorokan di tengah alis (kening) dan ubun-ubun sebagai pusatnya.

Demikian pula Qi gong di China ada tiga cakra namanya dantian yakni sama dengan Lower yakni dantian bawah, dantian tengah dan dantian atas. Tiga jari di bawah pusar itu disebut dengan lower dantian titik bawah. Tepat di tengah-tengah dada dantian tengah, tepat di tengah-tengah alis disebut dantian atas, berarti pada yoga terdapat tujuh, dan pada Qigong terdapat tiga cakra yang berfungsi sebagai pusat energi dalam tubuh, jelas Dr. Wididana.linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini