Penyakit kanker berawal dari tumbuhnya tumor atau benjolan yang jinak tidak merasa sakit, jika tidak mendapat penanganan dengan baik sejak dini bisa tumbuh ke seluruh bagian tubuh seperti di bagian kaki, punggung, tangan, bahu, pundak, bahkan bisa tumbuh di mata.
“Kalau sudah berkembang menjadi kanker seperti itu antara lain kanker darah, kanker payudara, kanker prostat, dan sebagainya. Penderitanya bukan hanya orang dewasa dan orang tua, baik pria dan wanita, namun juga ada kalangan anak-anak,” kata perawat Suparwadi dari Yayasan Penyuluhan Kanker Indonesia (YPKI) Cabang Bali.
Ia mengatakan hal itu ketika memberikan penyuluhan kesehatan tentang tumor dan kanker kepada Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Gerakan Wanita Sejahtera (GWS) Provinsi Bali dan anggota organisasi sosial yang dipimpin Ketuanya, Komang Dyah Setuti, S.Sn., M.I. Kom, di sekretariat Jalan Letda Kajeng No. 21 D Denpasar, Jumat petang (24/11).
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang tumor dan kanker tersebut sebenarnya untuk menyemarakkan peringatan Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, namun pelaksanaannya dimajukan, karena agenda program kerja organisasi cukup padat, termasuk rencana melakukan kunjungan sosial dan menyerahkan bantuan kepada Yayasan Peduli Kanker Anak Bali di Jalan Pulau Flores VII/No. 3A Denpsar.
Komang Dyah Setuti dan pengurus lainnya sebelumnya sudah pernah menyerahkan bantuan sembilan kebutuhan bahan pokok (sembako) kepada Yayasan Peduli Kanker Anak Bali di Jalan Pulau Flores VII/No. 3A Denpasar tersebut yang memfasilitasi rumah singgah bagi pasien penderita kanker beserta orang tuanya dari sejumlah daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saparwadi menjelaskan, resiko terpapar penyakit tumor dan kanker tidak mengenal usia dan jenis melamin. Oleh sebab itu jangan pernah merasa aman, merasa sehat.
“Penyakit tumor dan kanker adalah faktor keturunan, jika kita pernah memiliki silsilah keluarga yang menderita penyakit tumor atau kanker baik dari ayah-ibu, kakek ataupun nenek maka penyakit kanker ini menurun ke generasi di bawahnya, dan resiko penurunan cukup tinggi sampai 60 persen,” tutur Perawat Suparwadi.
Jenis kanker yang diturunkan tidak mesti sama, misal orang tua menderita kanker payudara, anaknya selain beresiko kena kanker yang sama tidak menutup kemungkinan terkena kanker yang lain.
Ia mengaku pernah menemukan di kota Denpasar ini beberapa kasus, salah satunya di gereja di Kota Denpasar salah seorang pendeta bercerita bahwa ibunya menderita kanker payudara, dia enam orang bersaudara, lima orang diantaranya positif, kena kanker payudara.
Penyakit kanker adalah penyakit keturunan, bukan penyakit menular, jadi kalau ada keluarga, tetangga, rekan kerja yang menderita tidak boleh dijauhi, orangnya dikucilkan, karena tidak menular, kecuali kanker servic, penyebabnya adalah virus yang ditularkan melalui kontak seksual.
“Ada orang tuanya yang tidak terkena penyakit kanker, namun anaknya yang masih kecil itu terkena penyakit kanker, padahal penyakit ini penyakit keturunan, orang tuanya tidak kena, namun anaknya kena penyakit kanker.
Beberapa Pakar kanker menyampaikan kalau dimasa muda kita memiliki pola hidup yang tidak bagus, kurang olahraga, sering begadang, konsumsi makanan berpengawet, semua itu membuat sel-sel menjadi rusak, kerusakan sel ini akan menurun ke generasi di bawah berikutnya,” tutur Suparwadi.linktr.ee/pakolescom