Asal Mula Menjadi Orang Organik

0
118
I Gusti Ketut Riksa, staf ahli PT Songgolangit Persada dalam sebuah aktivitas.

Oleh: Ir I Gusti Ketut Riksa *)

Saat saya merenungi jalan hidup, saya takjub, bagaimana prilaku keseharian saya sampai terjadi seperti yang sakarang ini, padahal hidup saya sekarang termasuk pas-pasan sedangkan umur saya sekarang sudah berkepala delapan. Diwaktu negara kita sedang mengagung-agungkan teknologi kimia dipertanian, malah pikiran saya beralih pada teknologi “alam” yang sekarang dikenal sebagai pertanian organik, padahal saat itu saya sedang menjadi kepala dinas pertanian di Kabupaten Bangli yang mana program-program semuanya menggunakan teknologi kimia.

Sebagai kepala dinas tentulah selalu harus mengikuti program pemerintah. Pikiran organik itu mungkin dipengaruhi oleh kondisi kesehariannya sejak kecil, dalam menemani orangtua bertani secara tradisional. Yang saya kemukakan dalam istilah tradisional itu salah satunya adalah sagala sesuatunya dilakukan secara “swadaya”, tidak ada satu pun sarana prasana pertanian yang harus dibeli. Oleh sebab itu produksi yang diperolah saat panen terasa sangat mencukupi.

Menjelang pensiun sebagai kepala dinas, saya di telepon oleh seorang sahabat yang bekerja di Badan SDM Deptan-Jakarta, menawarkan kepada saya menjadi konsultan Proyek P4K untuk wilayah Bali. Tentu tawaran itu saya sambut gembira, dengan hati tergugah, tanpa saya berbicara lebih lanjut nampaknya teman saya itu sudah mengerti maksud saya, beliau langsung meresponnya, hanya minta CV saya untuk memenuhi syarat lamaran.

Hanya dengan CV saja saya diterima sebagai konsultan proyek P4K tanpa testing padahal SK persetujuannya dari UNDP. Enam bulan kemudian penyandang dananya berpinah ke IFAD. Setahun kemudian penyandang dananya pindah lagi ke ADB dan IFAD. Ini pun semuanya diselesaikan seluruhnya oleh teman baik saya. Saya tidak pernah ikut testing, tidak pernah memberikan dalam bentuk apa pun kepada teman saya itu. Beliau benar-benar menbantu saya tanpa pamrih. Beliau bernama Bapak Tonton Wahyu yang selalu saya kenang kebaikannya. Terimakasi ya Tuhan, terimakasih Bapak Wahyu yang meyelamatkan saya menjelang titik balik kehidupan.

P4K telah memberikan kesempatan kepada saya untuk magang ke APNAN yang berkedudukan di Saraburi-Thailand; di APNAN saya menemukan berbagai pengetahuan/mujizat yang saya lakoni sepanjang sisa hidup. Setelah proyek P4K selesai segera saya diajak oleh Bapak DR. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr untuk mengembangkan Teknologi Effektive Microoganisme (EM). Sampai sekarang kami sekeluarga dihidupi oleh EM. Terimakasih Pak Ngurah, terimasih ya Tuhan atas kesempatan ini.

Untuk teman-teman sealiran saya himbau:

Satu. Pelajarilah hukum alam sebanyak-banyaknya dengan jujur, terapkan dan hubungkan dengan praktek nyata sehari-hari, kalau tidak demikian, apa yang dipelajari hanya akan menjadi pengetahuan dan teori, orang lain tidak bisa meniru/mengikutinya.

Dua. Alangkah pentingnya bertemu dengan orang, bertemu dengan masalah, benda dan obyek: pertemuan itu menjadi penting karena dengan melihat lukisan indah kita bisa menjadi pelukis, melihat piano warisan yang ada dirumah, bisa menjadi penyanyi, melihat gamelan sejak kecil bisa menjadi penabuh dan penari.https://linktr.ee/em4


*) Staf Ahli PT Songgolangit Pesada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini