Yayasan Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, daerah pesisir utara Pulau Bali melatih ribuan petani, generasi muda yang mencintai pertanian organik dan ramah lingkungan.
“Yayasan IPSA Bali dirintis dan dibangun oleh Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr tahun 1997, awal-awal berdirinya hingga tahun 2002 frekuensi pelatihan sangat padat, rata-rata dua kali angkatan dalam sebulan,” kata Instruktur Effective Microorganisms 4 (EM4) IPSA Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa.
Ia mengatakan, pengembangan pusat pendidikan berbasis pertanian organik dengan teknologi Effective Microorganisms (EM) yang ditemukan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura Universitas Ryukyus Okinawa, Jepang hingga kini telah melibatkan sekitar 6.000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, terutama para pensiunan instansi pemerintah, BUMN maupun perorangan.
Dengan pengetahuan dan keterampilan tentang pertanian organik yang diperoleh dalam pelatihan, mereka terapkan dan kembangkan di daerah asalnya masing-masing untuk bidang pertanian dalam arti luas, usaha peternakan dan budidaya perikanan organik.
Usaha pertanian yang berbasis teknologi EM mampu menghasilkan bahan pangan yang sehat, aman dan nyaman untuk meningkatkan taraf kesehatan serta meningkatkan umur harapan hidup.
Pelatihan tersebut antara lain menyangkut pengembangan pertanian terpadu, usaha peternakan, budidaya perikanan, pengembangan jamur, pengolahan sampah menjadi pupuk organik dan pengembangan budidaya obat-obatan untuk pelengkap pembuatan pupuk organik cair maupun untuk membuat festisida organik cair.
Pelatihan keterampilan dan alih teknologi pertanian dan perkebunan dilakukan secara intensif dengan harapan mampu memayarakatkan pengolahan sampah untuk menghasilkan pupuk organik yang ramah lingkungan sentuhan EM4 untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman.
Bahan yang tidak mengandung unsur kimia itu merupakan pupuk pelengkap cair yang diformulasikan secara khusus dari bahan organik yang berfungsi untuk meningkatkan kesuburan lahan dan meningkatkan produktivitas tanaman.
Unsur pelengkap bahan pupuk organik tersebut mampu memberikan hasil maksimal merupakan hasil penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun di berbagai lokasi di Bali.
Pemanfaatan pupuk ramah lingkungan itu meniru pola pertanian di negara-negara maju dengan menerapkan sistem manajemen modern, teknologi maju dan prinsip-prinsip agrobisnis, namun dapat berproduksi secara maksimal, ujar Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4