Bokashi Kotaku Tingkatkan Kesuburan-Produktivitas Tanaman

0
147
Seorang pekerja sedang menjahit karung kemasan pupuk organik Bokashi Kotaku di Pabrik Bantas, Selemadeg, Tabanan.

Pupuk bahan organik kaya akan sumber hidup (Bokashi) Kotaku produksi pabrik unit Bantas, Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Bali sangat efektif dan ampuh meningkatkan kesuburan lahan serta produktivitas tanaman. berkat sentuhan Teknologi Effective Microorganisms (EM4) dan mengandung unsur hara yang lengkap yakni unsur makro dan mikronya.

“Pupuk organik dari limbah pertanian dan kotoran ternak dengan sentuhan EM mampu memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah sehingga pangan yang dihasilkan aman untuk kesehatan dan hasil yang melimpah,” kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada (SLP), Ir. I Gusti Ketut Riksa.

Ia menilai, pentingnya sifat fisik tanah, karena dapat mempengaruhi perakaran tanaman untuk menyerap air dan unsur hara. Sifat fisik tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air, udara tanah dan secara tidak langsung mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman.
Kesuburan fisik tanah, dapat ditingkatkan dengan memberikan pupuk organik bokashi yang berperan untuk memperbaiki struktur tanah melalui agregasi dan aerasi tanah, memperbaiki kapasitas menahan air, mempermudah pengolahan tanah dan meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi.

Penambahan pupuk bokashi menyebabkan terjadinya aktivitas mikroba yang mempengaruhi tingkat perbaikan tanah, sehingga mampu meningkatkan pori-pori tanah dalam kemampuan menahan air dan perbaikan aerasi.

Aerasi tanah sering terkait dengan pernafasan mikroorganisme dalam tanah dan akar tanaman, karena aerasi terkait dengan O2 dalam tanah. Dengan demikian aerasi tanah akan mempengaruhi populasi mikroba dalam tanah.

Mikroorganisme tanah dapat mengubah unsur hara dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman menjadi tersedia. Manfaat lain mikroorganisme tanah adalah memberikan manfaat bagi kesehatan tanah dan tanaman yang tumbuh di atasnya.

Perjalanan Panjang

Gaagasan memproduksi pupuk organik bokashi Kotaku dalam skala besar digagas Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr pada saat terjadinya kelangkaan pupuk pada saat krisis moneter pada tahun 1998, dan permintaan petani akan pupuk organik yang terus meningkat. 

Selanjutnya pada tahun 2000 mulai membuat pupuk organik dengan nama Bokashi Kotaku, dari bahan sampah organik di Kota Denpasar dengan alat dan fasilitas seadanya. Setelah lima tahun bergelut dengan sampah kota di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar karena ijin menggunakan lahan TPA seluas satu hektar tidak diperpanjang, maka pembuatan pupuk Bokashi Kotaku dilanjutkan ke daerah persawahan di Denpasar dengan menyewa tanah selama sepuluh tahun. 

Bahan baku pupuk organik dibeli dari peternak. Setelah masa sewa berakhir, selanjutnya produksi pupuk organik dipindahkan ke Tabanan, di tempat yang lebih permanen, sejak 2015, dengan pertimbangan lokasi produksi dekat dengan bahan baku kotoran ternak.
Pemasaran pupuk organik pada sepuluh tahun pertama sangat lambat, karena pengetahuan petani yang minim akan pentingnya pemupukan organik. Namun berkat penyuluhan, informasi, serta pembuatan kebun percontohan yang terus dilakukan, maka petani mulai memahami pentingnya pupuk organik untuk memelihara kesuburan tanah.   

Sekarang, penggunaan pupuk Bokashi Kotaku sangat diketahui manfaatnya, sehingga setiap musim pemupukan, di awal musim hujan petani cengkeh selalu menggunakannya.  Petani sayur di Baturiti, Kabupaten Tabanan setiap musim tanam selalu dilakukan pemupukan Bokashi Kotaku. Penggunaan Bokashi Kotaku juga dilakukan untuk pertamanan di hotel, villa dan penghobi tanaman.

Dr. Wididana menambahkan, pada masa pandemi Covid-19 terjadi peningkatan permintaan pupuk Bokashi Kotaku untuk penghobi tanaman hias, buah dan sayur di dalam pot.  Produksi tanah subur Pak Oles dilakukan untuk memenuhi permintaan tanah subur bagi penghobi tanaman dalam pot.  Tanah subur tersebut merupakan campuran dari tanah dengan pupuk bokashi dengan perbandingan 50:50, sehingga tanah tersebut bisa langsung digunakan sebagai media tanam, khususnya untuk masyarakat yang ada di kota, karena keterbatasan lahan dan tanah. 

Cara membuat pupuk Bokashi juga diajarkan kepada petani dengan menggunakan bahan baku pupuk organik (kotoran hewan, pupuk hijau) yang difermentasi dengan Teknologi EM.  Di tingkat rumah tangga, bahan organik dari limbah dapur juga bisa digunakan untuk pupuk bokashi untuk kebutuhan pupuk organik sendiri, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini