Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr menekankan, obat tradisional bahan ramuan dari tumbuhan, bahan hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan yang digunakan untuk pengobatan berdasarkan jamu yang telah digunakan secara turun-temurun mampu ditingkatkan kualitasnya agar mampu bersaing di pasaran semakin ketat.
“Dalam membenahi produk dari bahan jamu itu mampu membuat diversifikasi produk dan sfesifikasi produk,” kata Dr. Wididana ketika tampil sebagai salah seorang pembicara utama pada webinar Sharing Knowledge“Pemanfaatan Ramuan Empiris Indonesia sebagai Proyek Diminati Masyarakat” yang digelar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang melibatkan 250 peserta lintas provinsi di Indonesia, baru-baru ini.
Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang (1987-1990) itu sukses mengembangkan Lengis Arak Nyuh ramuan minyak tanaman obat yang difermentasi secara alami di atas tungku dapur tradisional warisan leluhur Dadong Bandung (nenek Pak Oles) yang bertransformasi menjadi Minyak Oles Bokashi dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisme (EM) dari Jepang.
Minyak Bokashi diracik dan diolah dari berbagai jenis tanaman herbal berkhasiat obat (jamu) diluncurkan di Desa Bengkel, Buleleng, Bali tahun 1997, atau 26 tahun silam telah dimanfaatkan masyarakat secara meluas di Bali, pasaran nasional dan mancanegara.
Minyak herbal asli Bali untuk membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga serta sebagai campuran mandi rempah guna membantu mengurangi bau tidak sedap kian menduia telah didaftarkan di empat negara yakni Indonesia, Thailand, Singpura dan Malaysia.
Dr. Wididana, direktur utama sebuah perusahaan swasta nasional berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali juga telah berhasil memanfaatkan jamu menjadi produk bokashi care dengan tiga varian, balsem bokashi, minyak tetes bokashi, madu geruh bokashi, madu rocky, madu jamur, masker madu hitam, parem lantik, krim saribing, balsem HOT dan teh bokashi yang terdiri atas beberapa jenis varian.
Dalam membuat diversifikasi produk dan sfesifikasi produk memperhatikan manfaat dan kegunaan mulai dari anak-anak, orang dewasa dan orang tua, misalnya produk kecantikan kemudian bisa dipakai untuk siang hari dan malam hari.
“Dengan demikian kita telah melakukan diserfikasi produk dan pembenahan produk, bukan mentok sampai sana tapi harus buka lagi, agar berkelanjutan dan pengembangan yang berkesinambungan terhadap pemasaran dalam industri jamu menjadi semakin luas,” harap Dr. Wididana.linktr.ee/pakolescom