Pengelola Sulham Farm, sebuah kawasan budidaya ikan Nila organik sentuhan teknologi Effective Microorganisms (EM4) perikanan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan pembibitan secara mandiri rata-rata dua juta ekor (larva) setiap bulannya.
“Segmentasi pembenihan tersebut menerapkan sistem panen telur dan ada pula beberapa pekerjaan yang di lakukan yakni ada tempat untuk memisahkan induk, pejantan, betina ditempatkan secara terpisah,” tutur pemilik dan pengelola Sulham Farm, Pak Sulham ketika menerima kunjungan tim youtube EM INDONESIA OFFICIAL PT Songgolangit Persada yang memproduksi EM4.
Kunjungan tim tersebut dipimpin Kepala Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali , Irkham Rosidi didampingi marketing Dewa Suriada, Manajer Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto, Putu Wirnata dan Made Astawa.
Ia menjelaskan, setelah induknya dipisahkan, menyusul melakukan seleksi terhadap gonat yang telah matang, induk jantan betinanya di pijahkan ke tempat cetakan, setelah tujuh hari selanjutnya panen telurnya, ambil telur dimulut ikan baru kemudian telur-telur itu masukkan ke bak-bak penetasan larva. Setelah dari bak penetasan larva selama tujuh hari, menyusul larva habis kuning telurnya.
“Setelah itu baru kita pindahkan ke bak khusus perawatan larva, dan kasih makan pakan hormon untuk jantanisasinya selama 21 hari. Setelah larva berumur 21 hari kita breding setelah hitung total jumlahnya baru dimasukkan ke kolam pendederan,” tutur, Pak Sulham.
Ia menambahkan, selanjutnya di kolam pendederan melakukan perawatan selama dua bulan hingga beratnya nanti rata-rata 50 gram per ekor selanjutnya dipindahkan ke kolam khusus pembesaran ikan nila sesuai berat badan yang diinginkan untuk dipanen dan selanjutnya dipasarkan ke konsumen.https://linktr.ee/em4