Ibarat sekali mendayung dua, tiga pulau terlampaui, yakni sekali bekerja mendapatkan hasil sekaligus yang bisa dinikmati untuk kehidupan sekarang, hari esok bahkan diwariskan kepada anak dan cucu.
Kalangan milenial mulai tertarik menggeluti pengembangan pertanian organik untuk menghasilkan bahan pangan yang aman, nyaman untuk kesehatan dan meningkatkan umur harapan hidup.
Kehidupan modern diharapkan tetap hidup dan berkembang didukung pertanian organik berbasis Effective Microorganisme (EM) yakni teknologi yang mudah, murah hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pakar Pertanian organik, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP) menilai, pengembangan pertanian organik dalam zaman modern ini mempunyai banyak peluang yang dapat dijadikan sumber lapangan kerja yang mampu menghasilkan uang, pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat luas.
Bahkan sampah organik dengan proses fermentasi menggunakan Effective Microorganisms 4 (EM4) mampu menghasilkan pupuk bahan organik kaya akan sumber hidup (Bokashi) dalam skala industri seperti halnya pupuk organik padat Bokashi Kotaku, produksi PT Songgolangit Persada (SLP) unit pabrik Bantas, Selemadeg, Kabupaten Tabanan yang pemasarannya menjangkau seluruh daerah di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan produk EM Research Organization (EMRO) yang ramah, aman dan bermanfaat bagi pertanian, peternakan, perikanan, manusia dan lingkungan yang kini sudah dikembangkan lebih dari 130 negara di belahan dunia, termasuk di Indonesia sejak tahun 1990 atau 33 tahun yang silam.
Teknologi EM banyak diaplikasikan oleh para petani, peternak, dan perikanan di berbagai negara di Asia seperti Jepang, Pakistan, Malaysia, Thailand, Taiwan, Arab, Bangladesh dan negara lainnya di Asia, Afrika bahkan di USA, Jerman, Portugal, Perancis, Mexico, Paraguay, Brasil, Equador, Amerika Latin Peru, Swis dan Hawai.
Penggunaan EM di Indonesia hampir menyebar di seluruh provinsi di Nusanttara seperti Bali, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumbawa, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Sulawesi, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Lampung, Riau, Sumatra, dan Kalimantan.
EM dapat dimanaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah. Bakteri fermentasi ini dapat memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah yang pada gilirannya mampu memperbaiki pertumbuhan, jumlah dan mutu produksi tanaman.
Pada EM peternakan sebagai “feed aditif” dapat meningkatkan keseimbangan mikroorganisme dan fungsi pencernaan dengan tujuan meningkatan kondisi kesehatan serta meningkatkan produksi ternak.
Sementara pemanfaatan EM perikanan bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas air kolam dan tambak, sehingga mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen. Ikan menjadi lebih sehat dan pertumbuhan dapat lebih baik.
“Jadi masalah pertanian dan kesempatan untuk memajukan pembangunan bidang pertanian organik sepenuhnya tergangung dari sarjana-sarjana pertanian, khususnya kalangan milenial.
Yang telah menguasai teknis tentang pertanian mengasah kemampuan dalam bidang menulis ilmiah berkaitan dengan pertanian ramah lingkungan,”ujar Dr. Wididana, alumnus S-2 Faculty Agriculculture University Of The Ryukyus Okinawa, Jepang.
Untuk itu kalangan milenial dalam menggeluti pertanian organik harus memiliki ketekunan dan berkesinambungan karena hal itu merupakan kunci sukses, karena kesuksesan walaupun pintar. tapi tidak tekun akan mengalami kegagalan.
Oleh sebab itu dalam kehidupan harus miliki ketekunan yang kuat, fokus, konsisten, jika gagal terus mencoba dan berusaha lagi hingga akhirnya mampu berhasil mencapai cita-cita yang diinginkan.
Makanan Bergisi Manusia Sehat
Dr. Wididana, pelopor pertanian organik yang terbukti sukses mengembangkan ratusan jenis tanaman herbal sebagai bahan baku Minyak Oles Bokashi dan berbagai jenis produk Ramuan Pak Oles di atas hamparan seluas tujuh hektar di Desa Bengkel kini menjadi lahan bisnis yang menggiurkan dan menyerap ribuan tenaga kerja untuk kehidupan sekarang maupun diwariskan kepada anak-cucu.
Pertanian organik menjadi usus kehidupan manusia, tanpa usus yang terisi oleh makanan, manusia mati kelaparan dan punah. Dari usus yang sehat, kuat, penuh berisi makanan bergizi, manusia menjadi sehat, damai, sejahtera.
Pertanian organik temannya adalah pupuk organik, ibarat sambal dan cabai, sambal tanpa cabai bisa disebut saos, bukan sambal, Sambal harus ada cabainya. Pertanian organik menggunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanah. Penggunaan pupuk kimia dalam jumlah sedikit masih bisa ditolerir untuk meningkatkan produktivitas.
Dengan semakin meningkatnya pengetahuan petani dan masyarakat akan pentingnya pertanian organik untuk kesehatan dan kelestarian lingkungan, petani mulai sadar menggunakan pupuk organik, konsumen juga berusaha mencari produk produk organik.
Pertemuan antara permintaan dan penawaran produk organik terciptalah pasar yang melayani kebutuhan pasar organik, khususnya untuk produk pangan (beras, jagung, kedelai), sayur, kopi, coklat, vanili, rempah dan tanaman obat.
Penjualan produk organik dalam skala besar dibutuhkan lembaga yang menggaransi produk tersebut organik. Lembaga tersebut memberikan sertifikat produksi produk organik, bahwa produk tersebut benar benar organik, 100% organik, melalui pengawasan lembaga secara kontinyu dan transparan, sehingga konsumen produk organik merasa aman, tidak dibohongi.
Pupuk organik yang digunakan untuk menyuburkan tanah adalah pupuk kandang, pupuk hijau, sampah organik, dan tinja manusia. Bahan organik tersebut diolah terlebih dahulu melalui proses pengomposan (membuat kompos), melalui proses pembusukan alami membutuhkan waktu dua bulan. Bahan organik juga bisa digunakan sebagai makanan cacing tanah yang diternakkan, kotoran cacing tanah sangat subur untuk pupuk, disebut kascing (bekas cacing).
Kotoran sapi dan babi juga bisa diproses di dalam bak untuk dikumpulkan gasnya menghasilkan biogas, untuk memasak dengan kompor gas skala rumah tangga, dan kotoran yang sudah diambil gasnya bisa digunakan untuk pupuk organik. Tinja manusia yang dikumpulkan di tempat pengolahan tinja, setelah diproses, bisa digunakan untuk pupuk organik. Penggunaan tinja manusia untuk pupuk organik sangat populer di Cina, disebut night soil, sedangkan di Indonesia belum begitu populer.
Bahan organik dari sisa-sisa tanaman, seperti dari jerami, tanaman kedele dan rumput dibenamkan ke dalam tanah saat mengolah tanah. Pupuk organik berfungsi untuk mengikat air tanah, melembabkan tanah, meningkatkan kesuburan biologis tanah, menggemburkan tanah, memperdalam lapisan olah tanah, dan menyediakan unsur hara tanah.
Penggunaan pupuk organik yang kontinyu akan semakin menyuburkan tanah, tanah juga menjadi sehat, penyakit dan hama tanah susah berkembang, karena di dalam tanah tumbuh mikroorganisme yang menguntungkan bagi perakaran tanaman, produktivitas tanah dan tanaman juga menjadi tinggi.
Di lahan pertanian organik tidak terjadi polusi air, tanah dan udara, lingkungannya menjadi asri, segar dan sehat, kesehatan petani dan masyarakat terjaga. Lingkungan oertanian yang sehat menghasilkan produk pertanian sehat, sehingga petani, konsumen dan masyarakatnya juga sehat, tutur Dr. Wididana dalam berbagai kesempatan.https://linktr.ee/em4