Jawaban Terhadap Isu Yang Berkembang

0
107
Ir. I Gusti Ketut Riksa dalam peluncuran buku Filosofi Pertanian Organik dan Teknologi EM.

Oleh: Ir. I Gusti Ketut Riksa *)

Manusia, hewan dan tanaman memerlukan Effective Microorganisms 4 (EM-4) untuk kelangsungan hidupnya (life timenya). Namun air yang kebanyakan orang menganggapnya sebagai benda mati tenyata ia bisa mengenal lingkungan sekitarnya, dan dapat memberikan reaksi terhadap aksi yang ditujukan kepadanya (air), seperti temuan seorang ahli dari Jepang yang bernama Masaru Emoto. Dalam kasus ini air dapat dikelompokkan sebagai benda hidup. Reaksi kehidupannya dapat diketahui karena kristal air dapat berubah bentuk tergantung kehendaknya.

Banyak kalangan masih meragukan kemampun EM, hewan dan manusia semuanya memerlukan bantuan EM-4 agar life timenya dapat lebih panjang. khusus untuk air, EM-4 dapat menjernihkannya serta menghilangkan bau busuknya sehingga daya pemanfaatannya bisa lebih panjang, sambil memberikan manfaat-manfaat lainnya seperti air minum, air irigasi dan untuk perikanan. Life time yang panjang maupun yang pendek, oleh penemu teknologi EM ditenggarai penyebabnya adalah mikroba.

Yang disebut mikroba ialah mahluk yang sangat kecil/halus, merupakan energi yang tidak kasat mata, terdapat di dalam dan di luar kulit bumi, di dalam maupun di luar tubuh manusia, kita hidup berkat adanya mikroba. Tidaklah mungkin membunuh suatu mahluk secara masal tanpa menimbulkan ekses di tempat lain. Oleh sebab itu kita harus hidup berdampingan dengan mikroba dengan cara meningkatkan kekebalan diri sendiri.

Yang sesuai dengan kehendak manusia disebut mikroba sahabat manusia, disebut juga mikroba yang berguna, lawannya disebut mikroba jahat yang lazim disebut pathogen. Pada benda mati ia menyebabkan oksidasi, korosi, pelapukan dan deteorasi, sedangkan pada benda hidup ia menghasilkan antioksidan untuk memperpanjang kehidupan inangnya. Formula EM hanya terdiri dari mikroba berguna saja, oleh karenanya tidak mungkin dengan menggunakan EM-4 menimbulkan ekses yang negatif atau merugikan.

Cepat atau lambat manusia akan memahami bahwa pertanian kita haruslah organik kerena pertanian organik itulah yang langgeng, bebas dari polusi kimia berbahaya, mampu meningkatkan produksi kualitas dan kuantitasnya, mudah dilaksanakan oleh semua orang dan menjamin memenuhi pangan dunia apalagi dibarengi dengan kemampuan menghijaukan tanah-tanah gurun yang luasnya tidak terhitung.

Banyak petani mengeluh karena untuk mendapatkan sertifikat organik menbutuhkan biaya yang cukup banyak, apalagi para petani biasanya mengusahakan banyak jenis tanaman. Tentu biaya sertifikat tidak sebanding dengan produksi yang diperolehnya. Meskipun pernyataan ini ada benarnya lakukan saja pertanian organik itu meskipun belum bersertifikat, dalam jangka panjang dengan pertanian organik anda akan memperolah banyak keuntungan.

Keuntungan itu antara lain lahan anda akan selamanya subur tentu sangat baik untuk diwariskan kepada keturunan, produksinya sehat dikonsumsi lahir batin, lama-kelamaan anda akan dapat pelanggan tetap. Asalkan mau bekerja pertanian organik itu sebenarnya sangat murah karena semua sarananya dapat dibuat sendiri, tidak perlu membeli, tidak perlu menunggu pasokan kimiawi. Di sektor pertanianpun kita belajar berswadesi.

Dewasa ini telah tersiar barita ditelevisi bahwa udara di Jakarta terburuk/terkotor di dunia, meskipun tingkat polusinya selalu berubah-ubah. Ini berarti di udara telah banyak terbentuk “polutan“ yang lazim disebut hormun lingkungan. Dengan adanya hormun lingkungan apapun bisa terjadi. Bagaimana menyikapinya?

Menurut ilmu EM, polutan-poluatan seperti amoniak, CO-2 radikal bebas, logamberat dan lainnhya dapat direaksikan kembali oleh EM lebih mengkhusus lagi oleh “bakteri foto synthetik” yang merupakan inti kekuatan EM. Setelah direaksikan polutan itu tidak toksik lagi, malah menjadi zat-zat bioaktif yang sangat bermanfaat buat hidup dan kahidupan. Selain tidak toksik zat yang baru terbentuk menjadi zat yang tidak berbau dan tidak berwarna.

Tentang kasus bakteri fotosynthetik saya teringat dengan proses asimilasi pada tanaman. CO 2 yang ternyata toksik, dengan H2O direaksikan menjadi karbohidrat oleh butir-butir hijau daun, apabila ada sinar matahari; tanpa sinar matahari hijau daun tidak dapat membuat karbohidrat.

Ini membuktikan mediasi antara polutan dengan kelestarian alam ternyata dilakukan secara alamiah (organik). Hal ini berarti saya analogikan sinar matahari dengan bakteri Fotosinthetik. Tentu selain dengan larutan EM, polusi udara dapat juga diatasi dengan penghijauan namun cara ini memerlukan waktu yang relatif lama. Cara lain yang dapat ditempuh ialah dengan mengatur/mengamati, meneliti/gas buang oleh kendaraan pabrikan dan lain-lain serta harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersurat dalam “amdal”

Hayo,……. marilah kita budayakan penggunaan EM, lakukan gebyar EM, pakailah EM disemua aspek kehidupan secara serempak/bersamaan, baik di lingkungan, pertanian, industri anda akan memperoleh manfaat ganda, tripel bahkan lebih, lakukanlah seterusnya agar dampaknya lebih jelas, dan berkelanjutan toh harga EM sangat murah dan mudah menggunakannya. Dengan EM hidup kita akan lebih nyaman, ingatlah bahwa EM itu adalah sahabat manusia.https://linktr.ee/em4

*) Staf Ahli PT Songgolangit Persada dan Instruktur EM pada Institut Pengembngan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini