Konsumsi Pangan Lokal Pernah Digalakkan Ibu Negara Michele Obama

0
134
I Gusti Ketut Riksa menunjukkan tanaman jeruk yang berbuah lebat, buah besar dan memiliki rasa manis dengan perlakuan EM4.

Ibu Negara Amerika Serikat (AS) (First Lady of The United States), Michele Obama pernah melakukan gerakan mencangkul lahan di sekitar gedung Putih (white Home), upaya yang sangat sederhana, namun mampu menyita perhatian dunia pertanian dan menjadi contoh sebuah gerakan massal untuk menanam dan mengkonsumsi bahan pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan sehar-hari yang sehat dan meningkatkan umur harapan hidup.

“Michele Obama ketika itu menanam 55 jenis tanaman hortikultura, sayuran-mayur untuk mengintensifkan budaya konsumsi bahan pangan yang diproduksi sendiri melalui pertanian organik berbasis teknologi Effective Microorganisms (EM),” Kata Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa di Denpasar.

Ia yang juga instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng daerah pesisir utara Pulau Dewata menjelaskan, di Amerika Selatan terdapat kelompok tani yang didukung para pembeli yakni community suported Agriculture (CSA).

Dengan demikian bahan pangan yang mereka butuhkan tidak perlu diimpor atau didatangkan dari negara-negara tetangga sekitarnya.

“Masih di Amerika Selatan, koperasi La Farge Wisconsin dengan 900 anggota petani. Meskipun masih berskala kecil, koperasi tersebut sudah mengeluarkan label organik dengan segel yang sangat kuat untuk menjamin keadilan sosial antara produsen dan konsumen.

Demikian juga memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, semua anggota koperasi mengkonsumsi pangan organik hasil produksi pertanian organik sendiri dengan sentuhan EM yakni teknologi mudah, murah hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sementara itu di Brasil terdapat kawasan seluas 25 hektar yang diberi nama Vuture Vision Ecologikal Park (VVEP). Kawasan tersebut menjdi sebuah contoh model pengembangan pertanian terpadu dengan mempekerjakan 22 kepala keluarga.

Mereka mengelola kawasan tersebut secara bersama-sama dengan penuh kooperatif, Pada hamparan lahan kawasan tersebut dibangun empat unit kolam penangkapan air hujan, rawa-rawa buatan untuk menangkap nutrisi air buangan yang didaur ulang untuk dikembalikan ke lahan pertanian dan membuat kompos untuk pertanian organik.

Ada juga terapi alami yang sangat murah karena sumber energi berasal dari matahari dan angin, baik untuk irigasi, memasak dan penerangan. Semua lini hidup dan kehidupan diproduksi serba lokal oleh warga sekitarnya.

Gerakan dan terobosan yang dilakukan tersebut tampaknya perlu ditiru dan dikembangkan agar mampu menanamkan pemahaman bahwa tanah, air dan udara di sekitar kehidupan manusia wajib hukumnya untuk tetap dilestarikan. Dengan demikian dapat menghasilkan bahan pangan produksi lokal yang selaras dengan lingkungan alami, harap Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini