Teknologi EM di Indonesia Semakin Maju

0
103
Staf Ahli PT. Songgolangit Persada Ir. I Gusti Ketut Riksa dalam sebuah aktivitas.

Oleh : Ir. I Gusti Ketut Riksa *)

Selain bakteri fotosintetik teknolgi Effective Microorganisms (EM) diperkuat lagi dengan bakteri alam lainya seperti Actinomycates, Ragi, Jamur fermentasi dan Lactobacllus, agar memberikan dampak lebih besar dan lebih cepat.

Bakteri-bakteri tersebut dibuat menjadi dorman agar mampu disimpan tahan lama dan akhirnya dapat diaplikasikan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Teknologi EM sebenarnya teknologi alam yang telah mendapat sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Sebagai teknologi alam tentulah tidak akan berefek negatif.

Meskipun telah dinyatakan bakteri fotosynthetik mempunyai kekuatan yang menakjubkan, kita ketahui bahwa di bumi ini tidak ada yang kekal, semuanya akan berubah, bakteri baik akan berusaha mengembalikan semua benda kebentuk aslinya namun bakteri jahat bekerja kearah pelapukan (deteorasi), oksidasi dan kematian.

Teori alam mengatakan keduanya bekerja menuju keseimbangan, atau menuju kepada bentuk aslinya, namun oksidasi dan kematian itu tak dapat dihindari. Yang kita kehendaki jangan sampai dengan sengaja kita melakukan sesuatu yang merusak keseimbngan alam. Bentuk aslinyapun pasti akan mengalami perubahan, karena lahir hidup dan mati adalah hukum alam yang berlaku di dunia fisik ini.

Hanya benda-benda hasil industri yang kita ketahui bentuk aslinya, yakni saat benda tersebut keluar dari pabriknya, dan produksi pabrikpun tidak semuanya sama. Iptek berusaha menemukan bentuk asli dari semua benda, upaya inipun mengalami keterbatasan. Dibidang pertanian kita ingin menemukan produksi potensial dari tanaman budidaya meskipun produksi potensial itu ditentukan oleh ruang dan waktu, untuk hal ini sang waktulah yang akan menentukan temuan-temuan.

Iptek.

Prof. Higa beserta stafnya telah menemukan padi yang mampu berprodukasi 75 ton beras sehektarnya, jagung yang bertongkol 8 pertanaman, tomat cerry yang berbuah lebih dari 300 buah sepohonnya, tanaman terong yang buah 4 biji setiap ruasnya, inipun bukanlah produksi potensial karena Iptek selalu berusaha menemukan yang lebih lagi. Tentulah produksi itu tidak diperoleh
dengan mudah, namun melalui banyak tahapan percobaan. Dengan menutupi semua sagmen yang masih berada dalam kondisi minimum, barulah akan mencapai produksi yang lebih dari sebelumnya.

Dengan bersaranakan EM4 kita melakukan percobaan-percobaan untuk menemukan bentuk asli dan keseimbangan alam itu sendiri agar alam dan segenap isinya sesuai dengan harapan. Jangan cepat berpuas diri karena kemajuan-kemajuan akan lahir, penemu teknologi EM mengatakan “ our future reborn” dan jangan juga hanya mengekploitasi tanah air dan udara, tapi ingatlah melestarikannya sesuai salah satu judul bukunya “an eart saving revolution”yang berarti kita memperbaiki problim-problim yang ada di bumi melalui mikroba yang berguna.

Inilah berupa simpanan sorga dan bukan tabungan di bank. Hal ini jangan dilewatkan begitu saja, Mungpung kita berada dipihak yang baik, yang baik-baik saja pikirin, lama-lama kita akan menjadi orang baik.https://linktr.ee/em4

*) Staf Ahli PT Songgolangit Persada dan Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini