Dr. Wididana: Produk Berbasis EM Beri Manfaat Bagi Masyarakat Luas

0
107
Gede Ngurah Wididana dalam sebuah aktivitas di kantor pusat PT Karya Pak Oles Grup, Jalan Nusa Kambangan Denpasar.

Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, kegiatan bisnis untuk mendukung pengembangan usaha tetap eksis dan berkembang pesat setelah memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 perusahaan tetap memproduksi produk-produk berbasis obat-obatan tradisional, namun juga berorientasi produk berbasis Teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) yang dapat diterima dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

“Jajaran direksi, manajemen dan seluruh karyawan senantiasa untuk terus belajar memperbaiki diri, menumbuhkan maindset guna menghasilkan produk yang menarik dan mendesak dibutuhkan konsumen,” kata Dr. Wididana yang akrab disapa Pak Oles dihadapan ribuan karyawan yang tugas di delapan kabupeten/kota se Bali di Gedung Pertemuan Bhumiku Denpasar, serangkain HUT ke-26 perusahaan tersebut, baru-baru ini.

Ia mengatakan, pupuk hayati EM4 pertanian, perikanan, peternakan dan pengolahan limbah selama ini sangat mendukung pengembangan pertanian organik di Indonesia, dengan harapan mampu menciptakan peluang dan usaha meningkatkan pendapatan dan kehidupan yang lebih sejahtera.

“Dengan teknologi, manajemen, informasi dan strategi yang semuanya baru hasil penelitian dan pengembangan yang telah diterapkan selama ini mendorong untuk mengembangkan usaha yang lebih fokus dan serius terhadap teknologi EM dan hasil-hasil pertanian organik,” tutur Pak Oles.

Teknologi EM dikembangkan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari University of The Ryukyus, Okinawa, Jepang, pada 1980.  Selanjutnya Teknologi EM mulai berkembang ke seluruh dunia sejak 1989, setelah dibentuk organisasi penelitian pertanian organik Kyusei (Asia Pasific Natural Agriculture Network, APNAN) yang berkantor pusat di Thailand. 

Indonesia sebagai anggota APNAN banyak menyumbangkan pemikiran dan hasil-hasil penelitian pertanian organik dengan Teknologi EM sejak 1990.  Hasil-hasil penelitian pertanian organik di Indonesia yang pada saat itu dimotori oleh Yayasan Bumi Lestari dan Yayasan Kyusei Nature Farming menjadi modal awal untuk mendaftarkan produk EM4 sebagai pupuk organik cair di Indonesia oleh PT. Songgolangit Persada pada 1995. 

Untuk mengajarkan dan melatih Teknologi EM kepada petani dan masyarakat, Yayasan Istitut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA), melakukan pelatihan dan pendidikan Teknologi EM sejak 1997.  Selanjutnya Yayasan IPSA berganti nama menjadi Yayasan Gede Ngurah Wididana karena alasan perijinan sejak tahun 2022.  

PT.Songgolangit Persada secara tekun mengembangkan dan memasarkan produk EM4 ke seluruh Indonesia dengan empat varian produk EM4, yaitu untuk pertanian, peternakan, perikanan dan mengatasi pencemaran.  

Melihat perjalanan panjang EM4 di Indonesia sejak tahun 1990 (33 tahun), dengan tetap konsisten pada pengembangan produk pertanian organik, yang dimotori oleh PT. Songgolangit Persada sejak 1993 (30 tahun), maka sangatlah banyak pengalaman dalam bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, produksi dan pemasaran yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia PT. Songgolangit Persada, sebagai modal utama untuk menjalankan bisnis EM4 di Indonesia. 

Pertanian organik dan Teknologi EM merupakan dua sisi yang saling melengkapi, karena Teknologi EM mendukung keberhasilan pertanian organik, dengan menyuburkan tanah secara organik, mencegah berkembangnya hama penyakit tanaman dan hewan, serta membersihkan lingkungan pertanian.  

Arus globalisasi yang menginginkan kelestarian lingkungan, kesehatan, perdamaian dan kesejahteraan bersama sangat membuka peluang penerapan Teknologi EM lebih membumi untuk diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat, dari tingkat rumah tangga (limbah organik dapur dan rumah tangga), pengolahan sampah kota, limbah organik industri dan pertanian dalam arti luas, tutur Dr. Wididana.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini