Ketut Darmawan: Belum Lakukan Fermentasi Khusus Dedak

0
117
Ketut Darmawan berbagi pengalaman beternak sapi kepada Semuel Achitopel Fahik bersama istrinya Nyonya Dies Susianawati yang menekuni usaha tani di kampung halamannya di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat mengikuti pelatihan pertanian organik berbasis EM di Kantor Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali di Jalan Letda Kajeng, Denpasar.

Pelaku dan Praktisi Peternakan sapi, Ketut Darmawan, S.Pt., M.P mengatakan, dedak sebagai pakan ternak sapi atau jenis ternak lainnya mempunyai protein tinggi yakni 13 persen, selama ini belum pernah melakukan fermentasi secara khusus dengan sentuhan Effective Microorganisme 4 (EM4) peternakan.

“Dedak yang proteinnya sangat tinggi kalau difermentasi dengan EM perlu dicoba, diuji apakah tidak menyebabkan terjadinya efek samping terhadap ternak sapi atau jenis ternak lainnya, karena yang difermentasi dengan EM biasanya pakan serat kasar yang mampu meningkatkan nilai gizi pakan tersebut,” kata Ketut Darmawan, sosok pria enerjik yang sukses melakukan usaha pembibitan ternak Sapi Bali secara organik di Desa Tangkas, Kabupaten Klungkung.

Ia mengungkapkan hal itu ketika menularkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya kepada Semuel Achitopel Fahik (49 tahun) bersama istrinya Nyonya Dies Susianawati (43) dari Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat mengikuti pelatihan pertanian organik terpadu dengan teknologi EM4 di Kantor Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali di Jalan Letda Kajeng, Denpasar baru-baru ini.

Ia mengatakan, kalau fermentasi khusus dedak silahkan coba, uji dan teliti, mengingat dedak proteinnya sudah sangat tinggi. Ada kalanya sapi juga tidak mau makan dedak yang harus dilatih terlebih dulu terhadap jenis pakan tersebut.

“Ternak sapi yang belum pernah dilatih makan dedak tidak secara serta merta mau mengkonsumsi pakan yang berprotein tinggi itu, harus dilatih dengan cara mencampurkan dengan hijauan pakan ternak lainnya, secara berulang kali hingga akhirnya mau memakannya,” ujar Ketut Darmawan.

Dalam fermentadi dedak dengan EM4 peternakan tetap dicampur dengan molase karena hal itu menimbulkan aroma wangi yang mampu merangsang untuk menambah nafsu makan. Di botol kemasan EM4 peternakan ukuran satu liter warna coklat sudah ada tabel tentang aturan penggunakan EM.

Dengan berpegang pada aturan pemakaian sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan EM4 peternakan itu sangat aman untuk mendukung usaha peternakan sapi potong maupun sapi pembibitan secara organik.

Siapkan berbagai jenis hijauan pakan ternak yang akan difermentasi dengan EM dan campuran molase. Perlu dicatat jika hijauan pakan ternak mempunyai nutrisi tinggi seperti gamal dan lamtoro begitu dipotong diamkan dulu sehari jangan langsung hari itu difermentasi.
“Begitu dapat gamal dan lamtoro hari itu langsung difermentasi bisa menimbulkan kefatalan yakni hasil fermentai menjadi busuk. Oleh sebab itu diamkan dulu satu hari atau satu malam agar kadar airnya turun besoknya baru fermentasi,” ujar Ketut Darmawan.

Hal itu perlu diketahui oleh para peternak, karena banyak teman-teman di lapangan tidak mengetahui hal itu, begitu dapat daun turi, gamal, lamtoro langsung sorenya difermentasi sehingga menyebabkan belum seminggu hasil fermentasi itu sudah busuk tidak bisa dimanfaatkan, meskipun proses fermentasi yang dilakukan sudah benar.

Yang boleh dilakukan fermentai langsung terhadap pakan ternak yang mempunyai kadar air rendah seperti jerami, limbah jagung, limbah kacang ijo dan lain sebagainya.

Semua bahan-bahan yang difermentasi itu dicacah menjadi bagian-bagian yang kecil 3-5 em, kalau memotong menggunakan mesin ukuran 1-2 cm guna memudahkan mengaplikasikan bakteri EM4 sehingga secara merata.

Semua bahan jerami dan limbah pertanian lainnya masukkan ke dalam plastik yang kemudian ditutup rapat dengan terpal selama dua minggu siap dipanen dan diaplikasikan pada ternak sapi peliharaan.

Kalau fermentasi pakan ternak dilakukan selama bertahun-tahun sebaiknya menggunakan alat permanen tong drum dari plastik, bukan drum dari seng karena cepat karatan dan rusak, ujar Ketut Darmawan.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini