Usaha peternakan sapi untuk mempercepat pertumbuhan dan pertambahan berat badan dapat melakukan dengan sistem memberikan tiga jenis pakan secara berkesinambungan yakni hijauan, pakan penguat dan pakan tambahan (suplemen).
“Pakan penguat adalah dedak, konsentrat atau jagung sekaligus dilarutkan Effective Microorganisme 4 (EM4) peternakan dengan cara diaduk, disemprot atau dicampurkan secara merata,” kata Pelaku dan Praktisi Peternakan, Ketut Darmawan, S.Pt.M.P.
Ketut Darmawan, pria enerjik sukses melakukan usaha pembibitan ternak Sapi Bali secara organik di Desa Tangkas, Kabupaten Klungkung mengungkapkan hal itu ketika menularkan ilmu dan keterampilannya kepada Semuel Achitopel Fahik (49 tahun) bersama istrinya Nyonya Dies Susianawati (43 tahun) Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ketika mengikuti pelatihan pertanian organik terpadu dengan teknologi EM4 di Kantor Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali di Jalan Letda Kajeng, Denpasar baru-baru ini.
Ia mengatakan, hijauan terdiri atas jenis rerumputan yang selama ini sudah biasa diberikan peternak kepada ternak dan pakan tambahan bukan untuk konsumsi pokok bagi hewan ternak. Pakan tambahan tersebut tidak bernutrisi namun bermanfaat untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit atau menyembuhkan hewan ternak.
Pemberian ketiga jenis pakan kepada ternak sapi diimbangi dengan memberikan jamu ternak hasil racikan sendiri dengan fermentor EM4 berperan sebagai obat alami untuk hewan. Jamu herbal itu berfungsi untuk meningkatkan stamina tubuh ternak agar lebih kebal terhadap serangan penyakit termasuk virus yang sangat merugikan pertumbuhan ternak.
Bahan untuk membuat jamu ternak antara lain temulawak, kunyit, lempuyang dan berbagai jenis tanaman herbal berkhasiat obat yang bisa dimanfaatkan sebagai jamu ternak. Jamu itu sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah resiko kematian.
Jamu ternak diberikan untuk menjaga kondisi kesehatan fisiknya, meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan daya tahan tubuh hewan sehingga terhindar dari serangan penyakit.
Tujuan pemberian jamu ternak dalam bentuk larutan yang dicampur dalam ransum pakan maupun air minum sebagai “feed additive” maupun “feed suplemen” adalah untuk memperbaiki konsumsi, daya cerna serta daya tahan tubuh serta mengurangi tingkat stres pada ternak peliharaan.
Ketut Darmawan menjelaskan, semua jenis pakan yang mau dimakan oleh ternak sapi bisa difermentasi dengan sentuhan EM, sehingga menjadi tahan lama untuk mengantisipasi kebutuhan pakan pada musim kemarau (paceklik).
“Silase untuk pakan sapi yang saya bawa dan tunjukkan tadi dibuat pada bulan Maret 2022, atau 16 bulan yang lalu namun sapi tetap rakus memakannya berkat ada rasa manis sentuhan EM,” ujar Ketut Darmawan.
Oleh sebab itu peternak pada musim hujan saat mudahnya memperoleh pakan ternak jenis apa saja asal mau dimakan sapi dikumpulkan sebanyak-banyakan termasuk jerami selesai panen untuk difermentasi.
Yang penting tempat penyimpanan pakan ternak yang dikumpulkan itu bagus tidak kehujaan dapat difermentasi kapan saja sesui kesempatan waktu yang ada. Semua limbah pertanian, jerami, limbah jagung, kacang hijau dan kulit kacang tanah bisa dimanfaatkan.
Silase yang diproses dengan sentuhan M4 adalah pakan ternak yang memiliki nutrisi tinggi dan tahan lama yang sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan ternak piharaan.
Silase adalah pakan ternak yang memiliki kadar air tinggi, diolah melalui proses fermentasi sentuhan EM dengan bantuan jasad renik. Proses tersebut dilakukan dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen, baik dengan penambahan atau tanpa penambahan pengawet.
Hijauan pakan ternak pada musim hujan tersedia sangat melimpah sehingga dengan bantuan fermentasi EM dapat diolah menjadi silase sebagai cadangan untuk pakan ternak pada musim kemarau.
Pada musim kemau rerumputan dan hijauan pakan ternak persediaannya sangat terbatas, sehingga perlu diantisipasi dengan membuat silase sentuhan EM sehingga tersedia pakan ternak sepanjang tahun, harap Ketut Darmawan.https://linktr.ee/em4