Ketut Darmawan: Usaha Pembibitan Sapi Wajib Manfaatkan EM

0
83
Ketut Darmawan berbagi pengalaman beternak sapi kepada Semuel Achitopel Fahik bersama istrinya Nyonya Dies Susianawati yang menekuni usaha tani di kampung halamannya di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat mengikuti pelatihan pertanian organik berbasis EM di Kantor Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali di Jalan Letda Kajeng, Denpasar.

Pelaku dan praktisi peternakan, Ketut Darmawan, S.Pt.M.P menegaskan, usaha pengembangbiakan ternak sapi (pembibitan) maupun penggemukan (sapi potong) dalam skala kecil, menengah hingga peternakan besar wajib memanfaatkan sentuhan Effective Microorganisme (EM).

“Usaha pembibitan ternak sapi menginginkan adanya kelahiran ternak sapi dari usaha pembibitan yang tidak lepas dari reproduksi. Kalau reproduksi terganggu otomatis harapan untuk kelahiran anak sapi tidak tercapai,” kata Ketut Darmawan, pria enerjik yang sukses melakukan pembibitan ternak Sapi Bali secara organik di Desa Tangkas, Kabupaten Klungkung.

Ia menularkan ilmu dan keterampilannya kepada Semuel Achitopel Fahik (49 tahun) bersama istrinya Nyonya Dies Susianawati (43 tahun) yang menekuni usaha tani di kampung halamannya di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat mengikuti pelatihan pertanian organik berbasis EM di Kantor Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali di Jalan Letda Kajeng, Denpasar.

Untuk itu kuncinya harus mampu menghilangkan bau yang menyengat atau gas amoniak yang dihasilkan dari limbah kotoran ternak sapi. Kalau kotaran tidak terkelola, budidaya sapi pembibitan akan terjadi gangguan reproduksi.
Banyak kasus ternak-ternak sapi pembibitan yang tidak bagus pengelolaan limbahnya tidak mau birahi, akibat tingginya tingkat gas amoniak dari kotoran sapi, sehingga gagal melahirkan.

“Kami pernah membuktikan kandang dengan tingkat hunian yang padat, kurang cahaya, sinar, udara, limbahnya tidak terkelola sehingga menimbulkan bau yang menyengat cenderung kasus birahi pada ternak sapi tidak tinggi, yakni mencapai 20 persen. Kalau memelihara 100 ekor sapi betina 20 ekor tidak mau kawin,” tutur Ketut Darmawan yang telah mengantongi sertifikat peternak organik dan sertifikat pertanian organik sebagai narasumber (pembicara).

Dengan menggunakan EM4 peternakan produksi PT Songgolangit Persada, agen tunggal yang satu-satunya memproduksi EM4 peternakan, EM4 pertanian, EM4 perikanan dan EM4 limbah dan memasarkan keseluruh daerah di Indonesia yang mendapat lisensi dari EMRO Jepang.

EM4 Peternakan mempunyai manfaat untuk mencegah bau tidak sedap pada kandang dan tempat pembuangan kotoran ternak, mengurangi jumlah lalat, memperbaiki kesehatan ternak, mengurangi ketegangan (stres) ternak, memperbaiki mutu daging ternak, memperbaiki kesuburan ternak, memperbaiki mutu kotoran ternak dan mengurangi jumlah kematian ternak.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini