Limbah organik yang berasal dari daun-daunan berbagai jenis pepohon koleksi kebun dan taman di halaman SMA Negeri 5 Denpasar yang berlokasi di kawasan Sidakarya Denpasar Selatan diolah menjadi pupuk organik berkat sentuhan Effective Microorganisme 4 (EM4).
Sekolah yang memiliki luas 2,5 hektar dilengkapi dengan kebun dan taman yang terdata apik dan terawat dengan baik sehingga tampak rindang dan asri untuk mendukung proses belajar mengajar, tutur Kepala Sekolah tersebut Cokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati.
Ia mengatakan, proses pengolahan limbah dedaunan dengan teknologi EM dilakukan lebih dari setahun yang lalu, sejak bulan Maret 2022 yang mampu menghasilkan pupuk ramah lingkungan dalam jumlah puluhan kilogram yang dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman dalam lingkungan sekolah dan sebagian dijual.
Pupuk kompos yang dikemas dalam plasik dipasarkan dengan harga Rp5.000 per kantong. Pupuk kompos itu kemudian dinamai “Lelemekan” yang diproduksi oleh SMA Negeri 5 Denpasar.
Cokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati menjelaskan, semua proses pengolahan limbah menjadi pupuk organik dilakukan di sekolah melibatkan sumber daya manusia yang ada di sekolah, dengan proses pengolahan hingga pengemasan selama sebelan.
Gagasan memproduksi pupuk organik dengan sentuhan EM berawasal dari memanfaatkan apa yang ada di sekolah, mengingat lahan yang cukup luas ditanami pepohonan, dan berbagai jenis tanaman hias.
Akhirnya dicetuskan gagasan mengolah limbah organik menjadi kompos yang mampu memberikan nilai ekonomis, tutur sosok wanita enerjik yang akrab disapa Bu Cok.
Untuk memfermentasi bahan organik membutuhkan cairan EM4. Cairan tersebut dicampurkan setelah proses penggilingan limbah organik.
Kompos yang dihasilkan itu, menurut Bu Cok meminimalkan penggunaan campuran tanah. Selain produk kompos, limbah berupa ranting pohon juga diolah menjadi arang. Produk arang itu umumnya digunakan sebagai media sekaligus pupuk untuk tanaman anggrek.
Cokorda Istri Mirah Kusuma Widiawati menambahkan, selama ini seluruh proses dikerjakan oleh tim guru dan karyawan. Ke depan, pihak SMA Negeri 5 Denpasar akan menggandeng Kampus perguruan tinggi di Denpasar untuk pengembangan produksi pupuk kompos tersebut.
Selanjutnya, produksi pupuk kompos di SMA Negeri 5 Denpasar akan dikembangkan menjadi profil pupuk kompos cair. Saat ini, proses pembuatan pupuk kompos cair tengah berlangsung.
“Di sinilah kita akan menggandeng Perguruan Tinggi,” kata Bu Cok. Saat ini, pupuk kompos dipasarkan dalam wilayah terbatas. Kampus-kampus yang berdekatan dengan SMA Negeri 5 Denpasar telah menggunakan Pupuk Kompos Lelemekan.
“Lelemekan sendiri artinya pupuk. Saya sendiri juga membeli yang saya gunakan untuk tanaman di rumah,” ujarnya seperti yang diterbitkan patrolipost.com.https://linktr.ee/em4