Pasangan suami istri, Semuel Achitopel Fahik dan Nyonya Dies Susianawati asal Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan praktek membuat sarana pendukung pertanian organik dengan sentuhan Effective Microorganisme (EM).

Pasangan suami istri (pasutri), Semuel Achitopel Fahik (49 tahun) bersama istrinya Nyonya Dies Susianawati (43 tahun) yang menekuni usaha tani di kampung halamannya Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan praktek membuat sarana pendukung pertanian organik dengan sentuhan Effective Microorganisme (EM).

Praktek menggunakan bahan-bahan alami maupun limbah organik yang mudah diperoleh di sekitar lahan pertanian, kandang ternak, kebun dan lingkungan sekitarnya dilakukan di lahan sempit pertanian perkotaan di lantai III Kantor Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali, di Jalan Letda Kajeng, Denpasar.

Praktek membuat pupuk organik bokashi padat, bokashi cair, EM mud-ball, jamu ternak dan Fermentet Plant Ekstrak (FPE) atau ekstrak tanaman fermentasi dipandu oleh ketiga instruktur yang sebelumnya telah pemberikan pembekalan menyangkut pertanian dan peternakan organik berbasis EM yakni instruktur Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali, Ir. I Gusti Ketut Riksa, Manajer Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto, dan I Ketut Darmawan, S.Pt, M.P, sosok pria enerjik yang sukses mengembangkan peternakan sapi Bali untuk pembibitan secara organik di Kabupaten Klungkung.

Semuel Achitopel Fahik bersama istri langsung praktek membuat EM mud-ball mulai dari mengaktifkan EM dorman dengan perbandingan volume 1 liter EM:1 liter molase:18 liter air. Campuran tersebut digunakan untuk membuat adonan tanah liat agar seperti adonan membuat genteng atau adonan batubata.

Selanjutnya adonan inilah yang dikepel-kepel sebesar bola tenis. Setelah difermentasi dua–tiga hari EM mud-ball siap digunakan untuk membersihkan sungai, saluran air limbah yang kotor maupun menjernihkan air laut. Caranya EM mud-ball yang telah dikepal-kepal sebenar bola tenis itu dilempat ditenggelamkan di got, sungai maupun laut yang tercemar dengan jarak 2-3 meter.

Dengan cara itu air sungai, air got maupun air laut yang tadinya keruh secara berlahan-lahan menjadi bersih sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Ekstrak tanaman fermentasi (FPE)

Ekstrak tanaman fermentasi yang juga disebut Fermented Plant Extract (FPE) membutuhkan bahan terdiri atas EM4, cacahan bagian tanaman yang berkhasiat obat, molase (gula merah), air bersih dan jerigen plastik.

FPE itu untuk mengatasi berbagai jenis hama yang menyerang tanaman atau kebun peliharaan dapat dibuat dengan campuran daun-daunan, umbi-umbian dan buah-buahan herbal yang dicacah (dipotong-potong) menjadi bagian kecil lalu difermentasi dengan EM dalam wadah tertutup.

Bahan-bahan campuran yang telah dipotong menjadi bagian-bagian kecil difermentasi dalam wadah tertutup selama dua minggu, dengan perbandingan satu liter air diisi 10 mililiter EM.

Setelah fermentasi selama dua minggu, festisida organik itu siap digunakan untuk menyemprot tanaman yang terserang hama penyakit. Proses pembuatan pestisida organik itu sangat mudah, murah dan dapat dilakukan oleh siapa saja, dengan konsep menghemat biaya dalam bidang pertanian, meningkatkan kualitas produksi pertanian dan menghemat penggunaan air dalam tanah.

Jamu ternak

Jamu ternak dibuat dengan fermentor EM4 berperan sebagai obat alami untuk hewan. Jamu herbal itu berfungsi untuk meningkatkan stamina tubuh ternak agar lebih kebal terhadap serangan penyakit termasuk virus yang sangat merugikan untuk pertumbuhan ternak.
Bahan membuat jamu ternak antara lain temulawak, kunyit, lempuyang dan masih banyak lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai jamu ternak. Jamu itu sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah resiko kematian.

Jamu ternak diberikan untuk menjaga kondisi kesehatan fisiknya, meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan daya tahan tubuh hewan sehingga terhindar dari serangan penyakit.

EM4 merupakan teknologi fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme efektif yang bisa digunakan untuk memfermentasi bahan tanaman obat sebagai jamu ternak. Manfaat yang diperoleh dengan fermentasi EM adalah menyeimbangkan kehidupan bakteri sehingga dapat meningkatkan kualitas jamu dan memperpanjang daya simpan jamu.

Tujuan pemberian jamu ternak dalam bentuk larutan yang dicampur dalam ransum pakannya maupun air minum sebagai “feed additive” maupun “feed suplemen” adalah untuk memperbaiki konsumsi, daya cerna serta daya tahan tubuh serta mengurangi tingkat stres pada ternak peliharaan.

Pupuk Bokashi Padat

Membuat pupuk organik padat bokashi volume satu ton misalnya membutuhkan bahan organik 80 persen, pupuk kandang 10 persen, dedak/belatul 10 persen, EM4 satu liter, molase (gula merah) 1 liter dan air 20 liter.

Bahan baku adonan dengan kadar air 30-40 persen, larutkan EM4, kemudian fermentasi dalam wadah tertutup selama 407 hari dengan suhu kurang dari 50 derajat celsius dan gas yang terbentuk setiap saat dikeluarkan, hingga seminggu pupuk bokashi padat siap diaplikasikan untuk menyburkan tanaman.

Pupuk Bokashi Cair

Sedangkan membuat pupuk bokashi cair membutuhkan bahan antara lain pupuk kandang, EM4 1 liter, mulase 2 liter, air sumur 20 liter, semua bahan-bahan tersebut dicampur dan diaduk secara merata dalam satu wadah lalu difermentasi dalam wadah tertutup selama 407 hari dengan suhu kurang dari 50 derajat celcius.

Setiap saat gas yang terbentuk dikeluarkan sehingga fermentasi dalam waktu seminggu itu pupuk bokashi cair siap diapliksikan ke tanaman yang terlebih dulu dicampur air lalu disemprotkan ke tanaman.

Pasutri itu berharap kedepannya mampu menjadi mentor yang baik dalam memperkenalkan dan menyebarluaskan pertanian organik berbasis EM kepada masyarakat di daerahnya yang merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Belu, NTT yang berbatasan dengan negara Timur Leste.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini