Oleh : Ir. I Gusti Ketut Riksa *)
Telah menjadi kehawatiran banyak pihak, bahwa sejalan dengan perkembangan waktu keberadaan air bersih akan semakin langka, oleh karena itu jalan keluar dari fenomena tersebut harus dipikirkan lebih dini. Air di alam juga dapat terkontaminasi oleh banyak hal diantaranya, hujan asam, limbah industri, limbah ternak/petanian, limbah comberan, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Dengan adanya teknologi Effective Microorganisms (EM) kehawatiran itu seyogyanya tidak perlu terjadi asalkan secara konsekwaen teknologi ini dilaksanakan secara serempak. Sekarang banyak orang mengkultur bakteri fotosynthetik, bukan hanya para ahli/peneliti penghobipun menggunakan mikroba ini untuk meningkatkan hobinya. Semakin lama mikroba ini semakin dikenal manfaatnnya yang sebelumnya tak terpikirkan.
Malahan menurut Prof. Dr. Teruo Higa bahwa inti kekuatan EM terletak pada bakteri fotosynthetik. Ini berarti bahwa bakteri ini akan dapat menyelesaikan berbagai masalah diantaranya untuk mencegah pencemaran, menyuburkan tanah meningkatkan derajat kesehatan dan lain-lain.
Sebagai salah satu contohnya ialah penggunaan teknologi EM pada tanaman padi sawah. Limbah air dari pertanian padi sawah yang telah menggunakan EM layaknya seperti air bersih yang dapat diminum, tanpa bau busuk dan tidak menyebabkan keracunan. Ini dapat dilihat dari berkembangnya makro dan mikroinvertebrata seperti cacing rambut, cacing tanah lainnya, berbagai moluska, lintah, kerang kerangan, udang-udangan, ketam dan berbagai jenis larfa.
Apabila kualitas air buruk, biota ini sulit hidupnya dapat dikatakan semakin banyak biota ini di sawah kualitas air semakin baik dan lahan pertanian semakin subur. Setelah biota ini berkembang barulah kita bicara mina padi; kita tidak mungkin mengembangkan mina padi semasih menggunakan pestisida kimia, marilah kita ber-organik.
*) Staf Ahli PT Songgolangit Persada dan Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.https://linktr.ee/em4