Sebanyak 240 mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Yogyakarta melakukan Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) ke Pak Oles Green School yang mengoleksi ratusan jenis tanaman herbal berkhasiat obat, sekaligus edukasi tentang pertanian organik di Jl. Waribang, Kesiman, Denpasar Timur.
Kunjungan ratusan mahasiswa diantar oleh tujuh dosen pendamping yang dipimpin Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Dr. Sadi, ST, MT diterima Manajer Pak Oles Green Sechool, Ir. Koentjoro bersama Kepala Bagian Pemastian Mutu PT Karya Pak Oles Tokcer, Apt Luh Ketut Budi Maitriani, S.Farm.
Ketua Jurusan Dr. Sadi menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kesempatan kunjungan anak didiknya ke salah satu unit usaha PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali untuk melihat dari dekat bagaimana menghasilkan produk yang bermutu, mempunyai khasiat mujarab untuk kesehatan masyarakat luas.
“Anak didik dengan melihat langsung perusahaan Pak Oles diharapkan dapat menserasikan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan praktek langsung di perusahaan,” ujar Dr. Sadi. Ia sebelumnya sudah mengharapkan agar anak didiknya memperoleh informasi yang lebih lengkap dan rinci mulai dari bahan baku, proses produksi, pengemasan, proses pengendalian kualitas hingga pemasaran.
Sepulangnya dari kunjungan ke perusahaan Pak Oles, para mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 mampu menambah wawasan dan pemikiran yang lebih cemerlang dalam merebut kesempatan kerja. Dr. Sadi menjelaskan, pihaknya sengaja memilih kunjungan kerja lapangan bagi mahasiswa ke perusahaan Pak Oles agar berbeda dengan perusahaan industri manufaktur yang ada di berbagai tempat lainnya.
Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali, tentu menggunakan bahan baku tanaman herbal berkhasiat obat yang alami.
Dengan demikian tentu proses pengolahnya juga berbeda dengan industri obat lainnya, dengan harapan upaya pembekalan kepada mahasiswa lebih bagus. Program KKL dilakukan secara rurin setiap tahun, kali ini khusus mahasiswa angkatan tahun 2021, namun beberapa diantaranya ada mahasiswa angkatan tahun 2020 akibat belum sempat mengikuti program wajib itu dengan berbagai alasan, ujar Dr, Sadi.
Sejak 26 Tahun Silam
Sementara Luh Ketut Budi Maitriani kepada tamunya menjelaskan, tentang perusahaan PT Karya Pak Oles Tokcer dengan produk unggulan Minyak Oles Bokashi didirikan tahun 1997 hingga perkembangannya terkini selama 26 tahun.
Usaha yang dirintis oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, alumnus Faculty Agriculture Universitu of The Ryukyus Okinawa, Jepang berupa Minyak Oles Bokashi yang diracik dari berbagai jenis tanaman obat organik diatas hamparan seluas 6 hektar di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Obat tradisional yang dikembangkan sejak tahun 1997 merupakan warisan Pusaka Ramuan Dadong Bandung (nenek Pak Oles) Lengis Arak Nyuh, dari Desa Bengkel, daerah pesisir utara Pulau Bali, yang diproduksi secara modern dengan sentuhan teknologi Effektive Microorganisms (EM) yang dipelajarinya di negari Sakura.
Minyak Oles Bokashi memiliki aroma khas hasil fermentasi perpaduan antara tradisional yang diterapkan Dadong Bandung dengan teknologi EM4 temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang (tempat Pak Oles menyelesaikan program S-2) yang kini menjadikan Minyak Bokashi yang dimanfaatkan secara meluas di pasaran lokasl Bali, nasional maupun menembus berbagai negara di belahan dunia.
Bokashi, minyak herbal asli Bali untuk membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga, sebagai campuran mandi rempah, guna mengurangi bau tidak sedap.
Luh Ketut Budi Maitriani menjelaskan, Ramuan Pak Oles selain Minyak Oles Bokashi yang menjadi produk unggulan, juga Bokashi Care dengan tiga jenis varian, Balsem Bokashi, Minyak Tetes Bokashi, Madeu Geruh Bokashi, madu rocky, madu resi, madu jamur masker madu hitam, parem lantik dan krim saribing.
Sedangkan Ir. Koentjoro Adijanto sempat mengantar ratusan mahasiswa yang datang dengan menggunakan empat bus ukuran besar melihat dari dekat koleksi 100 jenis tanaman obat pada hamparan seluas 40 are, sebelum mereka menikmati santap siang di rumah makan Kang Jangger yang berlokasi dalam satu kawasan dengan Pak Oles Green School.
Luh Ketut Budi Maitriani dan Koentjoro Adijanto sempat memberikan cinderamata berupa Balsem Bokashi, salah satu produk Industri Pak Oles kepada seluruh mahasiswa dan guru pendamping.linktr.ee/pakolescom