Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr menegaskan, pihaknya berkat melanjutkan pendidikan Program Pascasarjana Strata-2 (S-2) di Paculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang mampu mengembangkan Lengis Arah Nyuk, warisan Dadong Bandung (leluhur) bertransformasi menjadi Minyak Oles Bokashi sentuhan teknologi Effective Microorganisms (EM) dari Jepang.
“Minyak Oles Bokashi, awal proses produksi dilakukan di sebuah rumah sederhana di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng tahun 1997 atau 26 tahun silam memiliki keunggulan anti virus, anti jamur, anti bakteri, dengan multi khasiat” kata Dr. Wididana ketika memberikan motivasi kepada pelajar dan mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di Jepang pada Webinar yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tokyo International University baru-baru ini.
Ia menjelaskan, Minyak Oles Bokashi menjadi cikal bakal perusahaan yang kini telah dimanfaatkan konsumen dan masyarakat secara meluas di pasaran Bali, nasional dan mancanegara.
“Dadong Bandung, nenek saya diperkirakan hidup selama 100 tahun antara tahun 1880-1980 meramu minyak fermentasi tanaman obat secara alami di atas tungku dapur, mengalami perubahan yang sangat lambat sampai tahun tahun 1997 untuk berubah (bertransformasi) menjadi Minyak Oles Bokashi,” ujar Dr. Wididana, pria kelahiran Bengkel, daerah pesisir utara Pulau Bali 9 Agustus 1961,
Jika tidak ada usaha untuk mengikuti perubahan zaman, maka besar kemungkinan Lengis Arak Nyuh dilupakan atau ditinggalkan oleh masyarakat akibat perubahan zaman.
“Jadi sebelum saya lahir, ibaratnya sudah dididik oleh nenek saya dalam kandungan untuk memformulasi lengis arak nyuh menjadi formula baru yang menjadi cikal bakal perusahaan yang dirintis yang kini menjadi sebuah perusahaan swasta nasional berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali,” ujar Dr. Wididana.
Hal itu dilakukan dengan penuh kesabaran, tekun, ulet dan kerja keras hingga membuahkan hasil sesuai yang diharapkan.
Dr. Wididana selama belajar di Jepang berguru kepada Prof. Dr. Teruo Higa, penemu Effective Microorganisme (EM), teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan hingga mendapat lisensi sebagai agen tunggal untuk memproduksi dan menjual pupuk hayati EM4 pertanian, perikanan, peternakan dan EM4 limbah untuk mengatasi pencemaran di seluruh provinsi di Indonesia.
Selain itu juga mengikuti paham tokoh pertanian organik di Jepang Mokichi Okada yang menjadi cikal bakal pertanian organik, penyelamat dunia yang dikenal dengan istilah Kyusei Nature Farming, yakni cara-cara bertani yang tidak kerusak keseimbangan alam dan menghasilkan bahan pangan yang sehat untuk dikonsumsi.
“Semua itu menjadi landas dan modal untuk mengembangkan bisnis di Indonesia yakni pengembangan pertanian organik berbasis EM, mulai dari target-target kecil, rencana kerja harian, hingga mencapai kesuksesan,” ujar Dr. Wididana.linktr.ee/pakolescom