Menekuni aktivitas pertanian organik di Kawasan Kitamani, Kabupaten Bangli pada ketinggian 1.323 meter di atas permukaan laut dengan udara yang sejuk dan panorama alam yang menakjubkan, mendapat keuntungan yang melimpah yakni produk yang dihasilkan memuaskan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan kehidupan yang damai.
“Saya tertarik dari Sanur ke Kintamani untuk mengembangkan kebun jeruk organik untuk mendapatkan kehidupan yang nyaman dan damai dari lingkungan alam sekitarnya,” tutur Ida Bagus Ketut Oka, sosok pria enerjik asal Sanur, Denpasar yang tertarik mengembangkan kebun jeruk organik di Bayung Gede, Penelokan, Kintamani, Kabupaten Bangli.
Pria sukses sebagai pelaku pariwisata yakni pemilik restoran grup di kawasan Sanur, dengan dibantu dua tenaga kerja mengembangkan kebun jeruk organik di atas lahan seluas 2,4 hektar yang ditanami 1.600 pohon jeruk dengan sentuhan pupuk hayati Effektive Microorganisme 4 (EM4) pertanian dan pupuk organik padat Bokashi Kotaku produksi PT Songgolangit Persada.
Menekuni usaha pertanian yang didasari atas kesenangan sendiri (hobi) menuntut kreatif dan kerja keras, karena alam sekitarnya betul-betul memberikan kehidupan yang sejahtera dan kedamaian sepanjang hari, mingguan, bulanan, tahunan dan seterusnya, kata Ida Bagus Oka ketika menerima kunjungan tim youtube EM Indonesia Official PT Songgolangit Persada dari kantor Pusat di Denpasar, Bali.
Kunjungan tim tersebut dipimpin Kepala Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali Irkham Rosidi disertai Staf Ahli PT SLP Ir. I Gusti Ketut Riksa dan Manajer Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto.
Ia mengaku sangat tertarik menggeluti pertanian organik di Kintamani karena alam lingkungan semuanya telah terprogram dalam aktivitas harian, mingguan, bulanan, dan tahun 2023 maupun tahun-tahun selanjutnya. Kegiatan aktivitas itu untuk memberikan nilai ekonomis yang lebih baik dan memberikan kedamaian kepada umat manusia.
“Manusia juga bisa belajar dari alam terhadap jenis tanaman apa yang bisa dikembangkan pada bulan Januari misalnya dan seterusnya yang mempu memberikan hasil melimpah, tentu disertai dengan upaya pemupukan dan perawatan yang maksimal. Karena masing-masing bulan mempunyai sifat-sifat dan keistimewaan tersendiri, jika semua itu dapat dilakoni dengan baik akan dapat memberikan hasil yang melimpah serta rasa senang, bahagia dan kedamaian,” tutur Ida Bagus Oka.
Lahan seluas 2,4 hektar ditanami 1.600 pohon jeruk yang terdiri atas tujuh jenis jeruk yaitu jeruk Bali, jeruk siam, selayar, jeruk peras, jeruk nipis dan lemo. Jeruk ditanam secara terpadu (tumpang sari ) dengan cabai, kool dan jenis sayur mayur lainnya.
Jeruk sentuhan Effective Microorganisme (EM4) pertanian itu ukurannya besar-besar, kulitnya mulus, rasanya manis, airnya banyak sehingga pemasarannya diserap oleh supermarket dan toko buah-buahan segera di Denpasar dan kabupaten lainnya di Bali.
Jeruk dalam lahan seluas 50 are (setengah hektar) yang berisi 400 pohon berkat pemeliharaan yang intensif mampu menghasilkan dua ton jeruk dan panen berikutnya meningkat dua kali lipat bahkan lebih bisa mencapai lima ton, tutur, Ida Bagus Oka.https://linktr.ee/em4