Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa menegaskan, petani, masyarakat umum dan siapa saja bisa membuat pupuk organik (bokashi) dalam jumlah besar, murah dan cepat dengan sentuhan teknologi Efective Microorganisms 4 (EM4).
“EM adalah teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan itu dapat mempercepat revitalisasi kesuburan lahan sawah,” tutur I Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur EM pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.
Ia mengatakan, pemupukan dengan bokashi 10 ton per hektar pasca tiga kali panen padi, pematang sawah sudah harus dinaikkan karena di lahan olah tanahnya mengembang dan gembur.
Memproduksi 10 ton pupuk bokashi padat dengan sentuhan EM sangat murah sekali, semua masyarakat dan petani mampu menjangkaunya, tinggal memanfaatkan limbah organik, sampah organik dan limbah dapur kemudian difermentasi dengan EM selama tiga minggu.
Kandungan bahan organik dan rongga udara tanah meningkat sekitar 50 persen dari volume tanah total. Volume sebesar 50 persen itulah sebagai ruang udara dan ruang air. Akar tanaman beserta biota tanah bisa bernafas dan hidup lebih baik, tanah lebih banyak memegang air.
Semakin banyak tersedia bahan organik untuk didekomposisi biota tanah, semakin banyak pula kandungan nutrisi tanah dan tanah menjadi lebih kuat dan lebih banyak dapat memegang air.
Gusti Ketut Riksa menambahkan, bahan organik kaya akan sumber hidup (Bokashi), jika petani dapat melakukan pemupukan dengan bokashi secara berkesinambungan mampu meningkatkan kandungan bahan organik, meningkatkan jumlah dan jenis mikroba dalam tanah.
Semua persyaratan untuk hidup sehat akan dapat terpenuhi dengan menggunakan pupuk bokashi sehinga alam semesta terus mengalami revitalisasi. Tuhan Yang Maha Pencipta senantiasa memberkahi sekecil apapun upaya manusia untuk melestarikan alam, tutur Gusti Riksa.https://linktr.ee/em4