Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. Gusti Ketut Riksa menilai, daun kelor memiliki nilai gizi yang tinggi, sehingga sangat baik untuk memelihara kesehatan tubuh dalam menekuni aktivitas keseharian.
“Jika disepanjang pagar rumah ditanami pohon kelor cukup dengan jarak 50 sentimeter, pupuknya menggunakan air cucian beras yang difermentasi Effective Microorganisms (EM4) akan mendapatkan sayur yang berkualitas, bebas kimia, mudah dan murah,” kata Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur EM4 pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.
Ia mengatakan, berkat pengembangan daun kelor secara organik dengan menggunakan EM4 senantiasa kesehatan dan lingkungan sekitarnya dapat terpelihara dengan baik dan lestari.
Pengobatan India kuno dengan Ayur Widha menyebutkan, daun kelor dapat menyembuhkan lebih dari 300 jenis penyakit. Sudah lebih dari 40 tahun tanaman kelor digunakan untuk meningkatkan gizi masyarakat di negara-negara miskin.
C. Senthil dari Universitas Anna Teknologi India mencatat, daun kelor memiliki khasiat hepatoprotektor yakni daapat melindungi lever.
Dr. Sidi Ari Cahya, seorang herbalis dari Yogyakarta mengatakan, daun kelor mengandung antioksidan yang tinggi untuk mengatasi penyakit yang disebabkan pencemaran lingkungan.
Empat anggota LSM Perancis yang menjadi relawan di Mindanau ketika mengikuti pelatihan EM di IPSA Bali mengungkapkan, pihaknya mengeringkan daun kelor untuk dijadikan sebagai kapsul untuk membantu masyarakat binaannya guna meningkatkan gizi.
Mereka juga membuat bubuk biji buah kelor untuk menjernihkan air minum. Dengan pohon kelor dan dedaunan yang beragam tumbuh liar di pedesaan dengan mudah dan murah manusia dapat keluar dari siklus sayuran berpestisida yang membahayakan kesehatan tubuh, ujar Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4