Makanan segar dari buah dan sayur lebih sehat dari makanan yang diawetkan.

Staf Ahli PT Songgolangit Persada. Ir. I Gusti Ketut Riksa menilai, makanan segar dari buah dan sayur lebih sehat dari makanan yang diawetkan atau makanan siap saji, karena mengandung banyak serat, vitamin, meneral, enzim dan energi hidup.
“Energi atau daya hidup paling banyak terdapat pada kuncup bunga sesaat sebelum mekar. Daya hidup itu konon sangat baik untuk menunjang pembersihan usus,” kata Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur Effetive Microorganisms (EM) pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.

Ia mengatakan, makanan dalam kantong aluminium disebut sebagai makanan mati karena tidak lagi mengandung enzim dan energi hidup. Makanan hidup juga mengandung zat fitokimia yang bersifat antioksidan, mengurangi reaksi aksidasi, menghambat penuaan dini dan meremajakan kulit.

“Jadi mengkonsumsi makanan hidup dapat menyebabkan tubuh manusia tambah awet muda. Hiro Shinya dari Jepang menggolongkan air sebagai makanan yang sangat istimewa,” katannya. Air yang dimasak berbeda khasiatnya dengan air mentah. Konsumsi air mentah lebih mampu mendorong metabolisme tubuh. Orang yang minum air mentah sebanyak 1,5 – 2 liter selama empat kali sehari sangat baik untuk kesehatan usus.

Gusti Ketut Riksa menambahkan, makanan fermentasi dari mikroorganisme lebih sehat dibandingkan makanan yang diawetkan, karena makanan fermentasi dapat mempertahankan prilaku mikroorganisme fakultatif (mikroorganisme netral) untuk tetap bersifat positif agar tidak berubah menjadi mikroorganisme pathogenik.

Jika kehidupan mikroba netral itu tertanggu, terutama dengan antibiotik dan zat-zat kimia lainnya, dapat berubah sifat menjadi pathoten yang membahayakan tubuh manusia. Setiap sel dalam tubuh manusia memiliki inti sel. Dalam inti sel itulah terdapat deoksi ribbo nukkeic acid (DNA) yang disebut gen. DNA terdiri dua buah pita berbentuk spiral dan pada setiap pita tertulis 3 miliar simbol tentang informasi genetik.

Dalam The Miracle of DNA dan Misteri DNA, Kazuo Murakami menegaskan, gen dalam tubuh manusia dapat dinyalakan atau dipadamkan seperti saklar on dan off pada lampu listrik. Manusia dapat menyalakan gen yang baik dan memadamkan gen yang buruk sesuai kebutuhan. Dalam gen manuia dapat menemukan Tuhan. Berpikir posifif akan membangkitkan gen-gen yang bermanfaat. Niat yang baik menghidupkan gen yang bermanfaat dan berefek baik pada kehidupan.

Manusia yang selalu peka terhadap sesuatu dan berinspirasi, lebih awet muda dan panjang umur, meski baru berbentuk niat yang positif saja atau baru berpikir yang baik saja, genetik yang bermanfaat satu persatu bisa menjadi on, apalagi mereka yang sudah melakukannya.
Gusti Ketut Riksa menjelaskan, mengaktifkan gen yang baik dan memadamkan gen yang buruk sangat erat kaitannya dengan cara berpikir dan cara hidup yang benar. Cara-cara itu sudah lama diinformasikan sejak zaman dulu melalui ajaran agama.

On dan off menguntungkan banyak faktor, pertama fisik yang panas, tekanan, ketegangan, latihan dan lain-lain. Kedua makanan dan kimiawi seperti alkohol, rokok dan lain-lain. Ketiga psikis seperti kejutan, kegemparan, cinta kasih, kegembiraan, keyakinan dan lain-lain, katanya.https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini