Banyaknya peternak kambing di Desa Batok, Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya membuat pakan ternak alternatif dari limbah. Kelompok KKN BBK Batok 2 mengadakan Sosialisasi dan Pelatihan “Limbah Kulit Kakao, Sumber Alternatif Pakan Ternak” kepada para peternak di Desa Batok di kediaman Ketua RW.
Salah seorang anggota KKN BBK 67 Batok 2 Putri Risqiah menuturkan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan pemanfaatan limbah lingkungan yang menguntungkan, dengan harapan peternak dapat memanfaatkan limbah untuk pakan hewan alternatif dengan kandungan nutrisi yang tinggi.
Sirlanto, mahasiswa program studi Kedokteran Hewan SIKIA, yang menjadi pematri dalam sosialisasi tersebut. Sosialisasi dengan memberikan informasi terkait keunggulan dan kekurangan pakan fermentasi dari limbah kulit kakao, cara pembuatan, dan ciri pakan fermentasi yang baik,” tuturnya.
Ia menjelaskan. dari kandungan gizinya, kulit buah kakao dapat menjadi pakan ternak ruminansia. Pakan itu memiliki kandungan protein kasar sebesar 6,8 – 11,71 persen; serat kasar 20,79 persen; dan lemak 11,80 persen.
Namun, yang menjadi perhatian, yakni ada kandungan senyawa antinutrisi pada kulit buah kakao yaitu, lignin, tanin dan theobromine serta kandungan air yang cukup tinggi. “Oleh sebab itu, teknik fermentasi butuh dalam mengolah kulit buah kakao menjadi pakan alternatif ternak,” ujarnya.
Dengan kandungan tersebut, pakan alternatif akan meningkatkan daya cerna ternak dan kesukaan ternak terhadap pakan. Termasuk meningkatkan kandungan protein dan serat kasar. Selain itu, dapat menekan efek racun zat theobromine dan zat tanin yang menghambat pencernaan serta menjadi sumber pakan alternatif saat memasuki musim kemarau. Dan, meningkatkan berat badan dan produksi susu pada ternak. Setelah sosialisasi, Sirlanto melakukan pelatihan pembuatan pakan alternatif dari limbah kulit kakao. Ia juga merupakan salah seorang peternak yang telah membuat pakan alternatif tersebut sejak 2020 hingga saat ini.
Teknik Pengolahan
Sirlanto menjelaskan teknik pengolahan limbah kulit kakao menjadi pakan ternak, yaitu mempersiapkan alat dan bahan. Yaitu, pisau atau mesin pencacah, kantong plastik, molasses (gula tebu), EM4, dedak halus, bekatul, dedak jagung, hijauan dan kulit buah kakao.
Langkah awal adalah mengeringkan kulit buah kakao harus dulu. Kemudian, mencacah kasar 3-4 cm bahan. Apabila menggunakan mesin pencacah lebih baik lagi. Tujuannya, pencampuran seluruh bahan pakan bisa merata. Lalu, mencampurkan larutan EM4 (50 ml: 1000 ml) dan larutan molasses.
“Kemudian cacahan kulit buah kakao masukan ke kantong plastik dan siram dengan larutan EM4 Peternakan serta larutan gula,” katanya.
Selanjutnya, memasukkan dedak halus, bekatul, dedak jagung, serta hijauan yang telah dicacah. Langkah selanjutnya, mencampur seluruh bahan, menutup kantong plastik secara rapat agar mencapai suasana anaerob. Karena, mikroba hanya dapat tumbuh dalam keadaan tanpa adanya oksigen. Kemudian, pakan kulit buah kakao akan difermentasi selama 14-21 hari. sumber UNAIR NEWS.