Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. Gusti Ketut Riksa menilai, mikroba dan enzim mempunyai peranan yang sangat strategis dalam kehidupan makluk hidup termasuk manusia.
“Semua mikroba itu turut hidup pada makluk yang dihidupnya. Dalam tubuh manusia terdapat mikroba yang berbahaya, namun sangat diperlukan keberadaannya untuk bersama-sama membentuk sebuah siklus kehidupan,” kata Gusti Ketut Riksa yang juga instruktur Effective Microorganisms (EM) pada Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali.
Ia menjelaskan, tokoh spiritual menyebut di bumi selalu ada dua titik kekuatan yang muncul secara bergantian yakni titik degenerasi dan titik regenerasi. Jika titik degenerasi muncul secara dominan, maka bumi bisa mengalami kontaminasi, polusi, infeksi, pencemaran yang akhirnya mengarah pada kerusakan bumi yang berdimensi luas.
Fenomena tersebut bisa berujung pada sakit, penyakit dan kematian. Sebaliknya prilaku manusia selalu berbuat sesuai kaidah kelestarian alam bisa muncul kekuatan regenerasi yang siap menstimulir pertumbuhan dan peremajaan yang mengarah pada kesehatan dan kehidupan.
Gusti Ketut Riksa menjelaskan dalam filosofi yang sudah lama dikenal masyarakat Bali, dua titik kekuatan itu disebut Rwa Bineda yakni dua fenomena alami yang ada di atas permukaan bumi.
Sifat-sifat yang selalu berbeda atau bertentangan antara baik dan buruk, sakit dan sehat, bahkan hidup dan mati, semua itu penyebabnya adalah mikroba.
Semua jenis mikroba menghasilkan eskresi antara lain enzim, setiap enzim memiliki fungsi spesifik yang mampu merubah zat menjadi zat yang lain. Merubah satu unsur menjadi unsur yang lain dan merubah satu senyawa menjadi senyawa yang lain.
Enzim hanya terdapat pada makluk hidup dan hanya bisa dihasilkan oleh makluk hidup dan mikroba menjadi salah satu bagian dari makluk hidup itu.
Beberapa penelitian mencatat bahwa pada enzim itu terdapat energi hidup dan menghidupkan. Tanpa enzim tidak mungkin ada kehidupan.
Mikroba beserta kerja enzim bisa menimbulkan mujizat yang sangat sulit untuk dipahami tentang bagaimana proses terjadinya mujizat tersebut. Jika para ahli baru mengenal 3.000-5.000 jenis enzim, maka semua enzim itu bekerja untuk melaksanakan fungsinya secara spesifik antara membongkar atau merubah 5.000 zat atau 5.000 unsur senyawa yang ada di alam menjadi 5.000 atau 5.000 unsur yang dibutuhkan untuk kehidupan menjadi sebuah makluk, tutur Gusti Ketut Riksa.https://linktr.ee/em4