Oleh: Ketut Sutika
Indonesia mengadopsi teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) dari Jepang tahun 1990 atau 33 tahun silam, berangkat dari awal ibarat mendaki gunung menjulang tinggi, tebing terjal sambil membabat hutan memanfaatkan peralatan seadanya.
Hal itu dilandasi dengan semangat membara, tekad dan kegigihan kerja keras secara tulus iklas, berkat dorongan Prof. Dr. Teruo Higa (81 tahun), penemu teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Berkat kegigihan, kerja keras, dukungan dan peranserta dari semua pihak teknologi EM berhasil diperkenalkan dan diaplikasikan masyarakat Indonesia dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan mengatasi limbah,”tutur Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana,M.Agr.
Atas keberhasilan dan kesuksesan mengembangkan teknologi ramah lingkungan berbasis EM untuk mendukung pengembangan pertanian organik di Indonesia, termasuk memperluas kapasitas produksi pupuk hayati EM4 di Desa Bengkel Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Desa Bantas, Kabupaten Tabanan, Bali dan dan pabrik pertama yang berlokasi di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat.
Dr. Wididana, alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang secara khusus menemui gurunya yang diterima di halaman kebun pertanian organik kesayangan Prof. Higa di Okinawa, serangkaian kunjungan selama sepuluh hari di Negeri Sakura.
Pak Oles dalam pertemuan penuh haru, bahagia sebagai pengobat rasa rindu itu setelah empat tahun hanya komunikasi secara online, didampingi Nyonya Komang Diah Setuti, S. Sn. M.I, Kom dan putra bungsunya Ketut Pandu Kumara Wididana yang sedang menyelesaikan studi di sebuah perguruan tinggi di Jepang.
Prof. Dr. Teruo Higa dalam pertamuan itu sempat memuji dan memberikan apresiasi atas kemajuan perkembangan Teknologi EM di Indonesia . Keberhasilan dan prestasi yang diraih diharapkan dapat ditingkatkan untuk kelestarian dan lingkungan yang subur, nyaman dan aman untuk kelangsungan hidup manusia dan makluk hidup lainnya.
“Hati saya gembira, karena beliau masih sehat, walau fisiknya terlihat menurun karena faktor usia, tapi semangat beliau belajar, bekerja, meneliti dan praktik langsung tentang ilmu yang ditekuni terus membara, tidak pudar dimakan waktu,” ujar Pak Oles yang baru tiba di Bali Senin malam (27/3).
Prof. Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang, meskipun usia lanjut (81 tahun) namun sehat walafiat dengan pemikiran dan gagasan-gagasan yang cemerlang, masih bisa menularkan semangat baru kepada orang muda yang mendengarkannya. llmu dan pengetahuan yang digeluti dan ditekuninya sangat luas tentang teknologi pertanian organik, lingkungan, kesehatan di masa depan.
Perjalanan Teknologi EM di Indonesia selama 33 tahun (1990-2023) membuahkan hasil dan prestasi yang bagus dan cemerlang. Prof. Teruo Higa memberikan penekanan akan pentingnya menjaga kesehatan manusia melalui makanan sehat, lingkungan yakni tanah, air dan udara yang sehat, gaya hidup sehat, dengan Teknologi EM.
Teknologi EM yang berkembang sangat bagus di Indonesia dapat dipelihara dan ditingkatkan. Prof. Teruo Higa menekankan “terus lanjutkan usaha, penelitian, pendidikan, pelatihan Teknologi EM di Indonesia, agar masyarakat dan lingkungan di Indonesia selalu sehat.
Didik generasi muda agar selalu cinta lingkungan, cinta pertanian dan memiliki kepedulian sosial, dan kepedulian lingkungan yang tinggi, karena dengan cara itulah generasi muda bisa hidup dan berlanjut dalam dunia yang saling bekerja sama, saling peduli dan saling menghargai. Selamat bekerja dan tetap semangat. Gambatte kudasai,” kata Pak Oles.
Ia dalam pertemuan di ruang altar pemujaan leluhur Prof Higa sempat menghaturkan hormat dan doa kepada Ibu Higa yang sudah mendahului. Pertemuan penuh keakraban itu diawali dengan diskusi kecil di ruang tamu, sambil menikmati minuman susu segar yang dicampur EM dan jus apel, minuman segar menyehatkan kaya dengan probiotik.
Pak Oles menjelaskan, banyak nasihat hidup, kebijaksanaan dan ilmu disampaikan kepada dirinya. Pertemuan dilanjutkan di kebun organik kesayangan Prof Higa di dekat rumahnya. Kebun itu merupakan tempat Prof Higa bermain ilmu, praktik, meneliti dan mencari ide ide baru yang bagus untuk mengembangkan Teknologi EM.
Pertemuan antara murid (mahasiswa) dengan mantan gurunya berlangsung selama dua jam di Okinawa, Jepang memberikan energi baru untuk berkarya lebih mengintensifkan pengembangan pertanian, peternakan dan perikanan ramah lingkungan di Indonesia.
Fermentasi tanaman herbal
Dr. Wididana, pelopor pengembangan pertanian organik Indonesia, sejak teknologi EM diadopsi tahun 1990, tujuh tahun kemudian atau tahun 1997 berhasil menerapkan dalam bidang kesehatan untuk memfermentasi tanaman herbal menjadi produk Minyak Oles Bokashi.
Minyak Oles Bokashi, produk unggulan PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali juga didirikan dan dikelola oleh Pak Oles.
Minyak Oles Bokashi yang telah didaftarkan di empat negara yakni Indonesia, Thailand, Singapura dan Malaysia itu diramu dari berbagai jenis tanaman herbal yang mempunyai khasiat meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga serta sebagai bahan campuran mandi rempah untuk mengurangi bau tidak sedap.
Produk yang menjadi obat keluarga masyarakat Indonesia sudah digunakan dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh nasyarakat Indonesia, bahkan menembus pasaran ekspor. Ketika Indonesia mengadopsi teknologi EM dari Jepang, awalnya diperkenalkan oleh Yayasan Indonesian Kyusei Nature Farming Societies ( IKNFS) yang dipimpin oleh Gede Ngurah Wididana pada 1990-2000.
Terobosan tersebut dilanjutkan oleh Yayasan Institut Pengembangan Sumberdaya Alam (IPSA) Bali selama 21 tahun ( 2000-2021), dan Yayasan Gede Ngurah Wididana sejak 2021 hingga sekarang.
Untuk hubungan bisnis dan industri Teknologi EM, EMRO menunjuk PT Songgolangit Persada sebagai agen tunggal produksi dan pemasaran produk EM dengan nama EM4 untuk pertanian, EM4 peternakan, EM4 perikanan dan EM4 pengolahan limbah.
Dalam perkembangan selanjutnya sejak tahun 2018 EMRO Jepang menunjuk PT. AMA yang berlokasi di Malang, Jawa Timur untuk memproduksi dan memasarkan minuman kesehatan probiotik EM, dengan nama dagang ProEM1.
Produk minuman segar untuk kesehatan itu telah mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia, berkat khasiat probiotik (mikroorganisme untuk manusia) untuk kesehatan usus, pencernaan, meningkatkan imunitas.
Mr. Recta Geson, Direktur Utama PT. AMA, mengungkapkan bahwa Pro EM1 memiliki potensi yang sangat bagus untuk berkembang di Indonesia, karena multi khasiat probiotik, dari multi strain (banyak jenis mikroorganisme) yang memberikan efek kesehatan, kebugaran dan kecantikan (kesehatan kulit).
PT. AMA dengan tekun memperkenalkan, mengedukasi pentingnya ProEM1 untuk kesehatan masyarakat, sehingga produk minuman segar itu juga telah menembus pasaran ekspor.
Terobosan Berbagai jalur
Prof. Higa sejak menemukan Teknologi EM tahun 1980 sangat gigih dan tekun memperkenalkan teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui terobosan berbagai jalur ke seluruh dunia. Upaya itu dilakukan melalui seminar, pelatihan, penelitian serta pendidikan tentang pertaniann organik dan Teknologi EM.
Pengenalan dan menyebarluaskan teknologi EM juga dilakukan melalui Perhimpunan Peneliti Pertanian Organik di wilayah Asia Pasifik (APNAN) dan Amerika Selatan (SANAN) sejak 1989 didirikan untuk melakukan penelitian bersama tentang Teknologi EM, dan hasil penelitian tersebut diseminarkan di berbagai negara.
Seminar-seminar yang dilakukan di dalam negara masing-masing anggota, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti lokal tentang pertanian organik dan Teknologi EM.
Penelitian, pendidikan, pelatihan Teknologi EM dibiayai oleh International Nature Farming Research Center (INFRC) dan Effective Microorganisms Research Organization (EMRO).
Kedua organisasi penelitian tersebut memberikan dukungan yang sangat berarti bagi perkembangan Teknologi EM di seluruh dunia. Sejak terbitnya buku “EM Technology for Serving The World,” yang ditulis oleh Prof. Teruo Higa pada 1995, Technologi EM mulai mendapatkan perhatian secara luas oleh peneliti dan praktisi pertanian organik, lingkungan dan kesehatan.
Jadi Empat Pabrik
PT Songgolangit Persada yang dikendalikan langsung oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr dalam kiprahnya sebagai pelopor pertanian organik itu melakukan terobosan, dengan membentuk kelompok tani, kelompok ternak, kelompok ikan dan mengajak para tokoh yang dinilai kooperatif untuk bersama-sama mengembangkan teknologi EM di Indonesia.
Pabrik EM yang awalnya hanya satu unit di Bojong Gede, Jawa Barat dalam perkembangnnya selama 33 tahun kini bertambah menjadi empat unit pabrik yang terdiri atas dua unit di Pulau Jawa dan dua unit tersebar di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng dan Desa Bantas, Kabupaten Tabanan yang keduanya di Bali.
Dari empat lokasi pabrik EM tersebut semua sudah melakukan perluasan untuk meningkatkan kapasitas produksi, mengantisipasi peluang permintaan pupuk organik di seluruh daerah kepulauan Nusantara.
Sedangkan pabrik EM pertama yang dibangun di Bojong Gede, Jawa Barat kini perkembangan masyarakat sekitarnya sangat pesat sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan lahan untuk melakukan perluasan pabrik.
Kondisi itu disiasati dengan membangun pabrik EM baru atau pabrik EM yang ke-4 di kawasan Industri Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat yang secara resmi telah beroperasi sejak awal Agustus 2022.
Perluasan pabrik di Desa Bantas untuk memproduksi EM4 pertanian dan EM4 perikanan memperkuat Pabrik EM di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng yang juga pabriknya telah diperluas untuk menambah kapasitas produksi sejak setahun lalu.
Pemasaran EM produksi dari ke empat unit pabrik itu mengunakan jaringan distribusi toko-toko pertanian, peternakan, perikanan dan poultry shop yang selanjutnya menjual dan mendistribusikan kepada masyarakat, petani, nelayan dan peternak.
Direktur PT Songgolangit Persada, Ir. Haji Agus Urson Hadi Pramono mengharapkan masyarkat Indonesia untuk senantiasa menggunakan EM dalam aktivitas keseharian untuk bidang pertanian, perikanan, peternakan dan mengatasi limbah, karena EM harganya sangat murah dan terjangkau.
Pihaknya mempunyai filosofi untuk sedapat mungkin membantu petani, peternak, perikanan dan masyarakat luas untuk mengusahakan, mengembangkan dan budidaya dengan biaya semurah mungkin.
Mengaplikasikan EM4 untuk semua jenis sangat mudah, karena dalam kemasan botol satu liter sudah tertera secara jelas takaran, petunjuk dan cara dalam memanfaatkannya. Berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan dalam pengembangan teknologi EM di Indonesia, dari ratusan negera yang menerapkan teknologi hasil temuan Prof. Dr. Teruo Higa di berbagai negara di belahan dunia, Indonesia menempati posisi terdepan dalam memanfaatkan teknologi EM berkat keseriusan, kerja keras dan kebersamaan dengan semua pihak.https://linktr.ee/em4