Staf Ahli PT Songgolangit Persada, Ir. I Gusti Ketut Riksa menilai, tanaman organik jauh lebih kebal terhadap serangan hama penyakit dibandingkan tanaman yang dikelola secara kimiawi.
“Tanaman konvensional kondisinya sukulen dan berair, disenangi dan gampang diserang hama penyakit,” tutur Gusti Ketut Riksa yang juga Instruktur Effective Microorganisms (EM) Institut Pengembangan Sumberdaya Alam (IPSA) Bali yang khusus memberi pelatihan pertanian organik dan teknologi EM.
Ia mengatakan, tanaman yang dapat bertahan hidup itu bukan karena tingkat kekebalannya, namun karena hama penyakitnya sudah disemproti racun. Tanpa semprotan racun tanaman itu gampang binasa bahkan racun mudah diserap tanaman.
Tanaman menjadi beracun, hama yang memakannya mati dan tidak layak dikonsumsi manusia, karena mengandung racun. Dengan teknologi kimia kesuburan tanah menurun, menyusul turunnya nilai gizi tanaman yang tumbuh di atasnya, sehingga kekebalan tanaman rentan terhadap hama penyakit.
Jika tanaman tersebut menjadi bahan makanan bagi manusia maupun hewan, cepat atau lambat kekebalan konsumen turut menurun. Hal itu berbeda dengan produk organik yang mampu menciptakan kekebalan, karena dalam tubuh tanaman ramah lingkungan mengandung polyfenol, antara lain disebut fenolat yang mampu memberikan kekebalan.
Dengan demikian tanaman organik yang dikembangkan berbasis EM sejatinya jauh lebih unggul dan handal dari pada tanaman yang dikelola dengan teknologi kimia.
Gusti Ketut Riksa menilai, masyarakat modern terutama yang tinggal di perkotaan lebih senang belanja di supermarket daripada di pasar-pasar tradisional. Bahkan bahan pangan yang dipajangkan di supermarket sebagian besar siap saji, bahkan produk impor dari luar negeri.
Sejak panen sampai bisa dipajangkan di etalase supoermarket membutuhkan waktu yang lama, meskipun penampilan tetap tampak segar.
Sayur dan buah-buahan itu patut dicurigai menggunakan bahan pengawet dan pewarna dari bahan kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan dan tubuh manusia.
Oleh sebab itu lebih baik berbelanja di pasar-pasar tradisional karena buah-buahan dan sayur mayur yang dijual adalah produk lokal yang baru dipetik sehari sebelumnya.
Produk lokal dengan varietas unggul sangat sesuai untuk dikonsumsi, karena bahan pangan itu tidak akan menimbulkan alergi, krena tidak ada asupan zat asing yang masuk ke dalam tubuh, ujar Gusti Riksa.https://linktr.ee/em4