Sebanyak 13 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Batik I Surakarta, Jawa Tengah mengadakan kunjungan industri dan dunia usahan ke Pak Oles Green School, yang mengoleksi ratusan jenis tanaman herbal berkhasiat obat di Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur.
Rombongan siswa tersebut didampingi tiga guru pembimbing yang dikoordinasikan oleh Ibu Rita, dalam kunjungan itu diterima oleh Manager Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto yang akrab disapa Pak Yoyok.
Ibu Rita menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kesempatan para siswanya mengunjungi unit usaha bagian dari industri PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali, untuk mempelajari berbagai jenis produk herbal.
Kunjungan siswa kelas XI Jurusan Farmasi kali ini merupakan yang kedua kalinya, dengan harapan mampu membandingkan antara teori yang diperoleh di bangku sekolah dengan praktek secara nyata di lapangan maupun dalam bentuk produk ramuan Pak Oles yang telah dikenal dan dimanfaatkan konsumen dan masyarakat luas.
Dari kenyataan tersebut diharapkan para siswa mampu belajar menyangkut manajemen mulai dari perencanaan, pengelolaan, pemasaran dan evaluasi produk yang telah dihasilkan, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Ibu Rita mengaku sengaja memilih kunjungan industri dan dunia usaha bagi siswa binaannya ke PT Karya Pak Oles Tokcer yang bergerak dalam obat-obatan herbal sejak tahun 1997 atau 26 tahun silam sehingga banyak mempunyai pengalaman berharga, kondisinya semakin eksis dan berkembang.
Ia mengharapkan kunjungan industri dan dunia usaha bagi para siswanya dapat dilakukan secara berkesinambungan di masa-masa mendatang, guna memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya sebagai bekal mengembangkan usaha mandiri setelah lulus sekolah.
Sementara Koentjoro Adijanto pada kesempatan tersebut menjelaskan mengenai Pak Oles Green School atau kebun miniatur sebagai tempat edukasi tentang pertanian organik bagi masyarakat luas, pelajar dan mahasiswa berbagai jenjang pendidikan.
Pak Oles Green School yang dibangun di atas hamparan seluas 4.000 meter persegi (40 are) sekaligus merupakan tempat pengenalan berbagai jenis tanaman obat, mempelajari cara pengembangbiakan tanaman yang baik secara vegetatif maupun generatif, mempelajari pembuatan biologi dan pupuk bokashi.
Selain itu juga memperkenalkan pupuk hayati Effective Microorganisms4 (EM4) pertanian, perikanan, peternakan dan EM4 Limbah yang awal mulanya masuk ke Indonesia diperkenalkan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang akrab disapa Pak Oles lewat perusahaan PT Songgolangit Persada.
Teknologi EM dari Jepang yang dipelajari Pak Oles saat menuntut ilmu pascasarjana di Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa Jepang untuk mendukung pengembangan pertanian organik di Indonesia untuk lebih memasyarakat juga mendirikan Institut Pengembagan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali yang memberikan pendidikan dan pelatihan kepada ribuan peserta dari seluruh Indonesia, tentang pertanian organik dan teknologi EM.
Pak Oles memiliki kebun tanaman herbal yang mengoleksi ratusan jenis tanaman obat di atas lahan seluas 7 hektar di Desa Bengkel, Buleleng, daerah pesisir utara Pulau Bali yang dirawat secara organik dengan pupuk organik padat Bokashi Kotaku dan EM4 pertanian.
Lewat perusahaan PT Karya Pak Oles Tokcer, seluruh bahan baku tanaman obat yang dihasilkan tersebut diproses menjadi produk yang telah dikenal secara meluas di pasaran nasional dan mancanegara antara Minyak Oles Bokashi, Minyak Tetes Bokashi, Madu Geruh Bokasi, Bokashi Care dan Balsem Bokashi, teh herbal dalam 15 varian dan berbagai Produk Ramuan Pak Oles lainnya.
Minyak Oles Bokashi memiliki aroma khas hasil fermentasi perpaduan antara tradisional yang diterapkan Dadong Bandung (nenek Pak Oles) dengan teknologi EM4 temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang kini telah menjadi obat keluarga masyarakat Indonesia.
Bokashi, minyak herbal asli Bali untuk membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga, sebagai campuran mandi rempah, guna mengurangi bau tidak sedap.
Pak Yoyok juga memandu pelajar SMK Batik I Surakarta mengenal ratusan jenis tanaman obat di tengah hamparan yang rimbun di pinggiran Kota Denpasar itu.