Kementerian Pertanian (Kementan) RI memberikan apresiasi yakni mengeluarkan izin edar untuk pemasaran Minyak Rajas, minyak herbal untuk kesehatan hewan kesayangan seperti anjing, kucing, ayam, burung dan jenis lainnya produksi PT Songgolangit Persada (SLP).
“Minyak Rajas yang terbuat dari ekstrak tanaman herbal juga telah diteliti oleh peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dan hasilnya dipublikasikan melalui jurnal ilmiah secara online,” kata Direktur Utama PT Songgolangit Persada, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr ketika tampil sebagai pembicara dalam Webinar mengusung tema “Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Pengobatan Hewan Ternak” melibatkan 217 peserta lintas provinsi di Indonesia.
Webinar yang digelar PT Songgolangit Persada bekerja sama dengan Pusat Pelatihan Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) Bali menampilkan tiga pembicara. Dua pembicara lainnya adalah Widya Iswara Ahli Utama Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Bogor Dr. Drh Euis Nia Setiawati, MP dan Drh. I Made Merdana MP dari Laboratorium Farmasi Veteriner, Departemen Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Udayana Denpasar.
Dr. Wididana, alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang itu menambahkan, ke depannya penelitian tentang penggunaan Minyak Rajas untuk hewan besar seperti sapi akan dilakukan, sehingga datanya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk Minyak Rajas.
Minyak Rajas diprediksi memiliki potensi pasar yang cukup bagus, karena permintaan konsumen yang senang terhadap produk obat alami untuk menjaga kesehatan hewan. Di samping itu, harga Minyak Rajas sangat terjangkau, hanya Rp25.000 setiap kemasan dalam botol ukuran 60 ml.
Pemasaran online Minyak Rajas sangat mendukung jangkauan pasarnya ke seluruh provinsi di Indonesia, secara perlahan, namun pasti, sekaligus menjadikan Minyak Rajas sebagai produk unggulan PT Songgolangit Persada, mendampingi produk yang sudah lebih dulu dikenal, yaitu pupuk hayati Effective Microorganisms 4 (EM4) dan pupuk organik padat Bokashi Kotaku.
Dr. Wididana menilai, Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah dan tanaman obat sebagai potensi yang sangat besar guna memanfaatkan tanaman obat untuk kesehatan hewan.
Sebelumnya, industri jamu dan bahan baku jamu telah berhasil dikembangkan untuk kesehatan manusia dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Obat dan makanan untuk memelihara hewan menghabiskan porsi yang cukup signifikan. Jika hewan sehat, ditingkatkan imun tubuhnya dengan herbal, berkurang menggunakan obat-obat kimia, maka keuntungan usaha ternak bisa ditingkatkan.
Untuk itu kesehatan hewan dapat dipelihara dengan memberikan tanaman herbal sebagai suplemen kesehatan, sehingga nafsu makannya menjadi baik, setres hewan berkurang dan imun tubuhnya meningkat.
Minyak Rajas dapat digunakan sebagai cairan obat luar, untuk obat kutu, sakit kulit dan obat luka. Untuk ayam aduan, minyak rajas dibalurkan pada paha, dada, sayap dan punggungnya, memberikan efek kuat pada pertumbuhan otot ayam aduan.
Beberapa penelitian juga pernah dilakukan pada tikus dan ayam guna menguji efek racun terhadap tubuh binatang, dan disimpulkan bahwa Minyak Rajas tidak memberikan pengaruh racun terhadap binatang.
Hasil penelitian tersebut meyakinkan pengguna Minyak Rajas, karena jika Minyak Rajas dijilat atau maduk ke dalam pencernaan hewan, maka hewan tersebut masih sehat dan tidak keracunan, tutur Pak Oles.https://linktr.ee/em4