Sebanyak 98 mahasiswa Progam Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera (STIFERA) Semarang, Jawa Tengah mengunjungi Pak Oles Green School yang mengoleksi ratusan jenis tanaman herbal berkhasiat obat sebagai kebun percontohan tanaman herbal PT Karya Pak Oles Tokcer di Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur, Kamis (3/2).

Rombongan mahasiswa dari jurusan farmasi program diploma 1( D-1) dan S-1 didampingi enam  dosen yang dipimpin  Sekretaris Prodi D3 Farmasi Apt. Atalia Tamo IB,M. Farm itu diterima Manager Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto bersama Kepala Bagian Pemastian Mutu Industri Obat Tradisional plan 1 PT Karya Pak Oles Tokcer, Apt Luh Ketut Budi Maitriani, S.Farm.

Apt. Atalia Tamo IB,M. Farm pada kesempatan itu menyampaikan apresisi, terima kasih dan penghargaan atas kesempatan mahasiswanya mengunjungi Pak Oles Green School, salah satu unit bisnis PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT) yang didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr yang akrab disapa Pak Oles.

Kunjungan ke Pak Oles Green School yang bernaung di bawah PT KPOT, sebuah perusahaan  swasta nasional yang berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali dengan harapan mahasiswa dapat menimba ilmu sebanyak mungkin.

Kunjungan industri itu sangat penting untuk meningkatkan wawasan, pengalaman dan keterampilan melengkapi teori tentang kefarmasian yang diperoleh di bangku kuliah.

Mahasiswa yang fokus pada bidang farmasi itu setelah mengunjungi salah satu unit bisnis Pak Oles diharapkan dapat memperoleh tambahan ilmu tentang kondisi riil di lapangan, harap Atalia.

Sementara Luh Ketut Budi Maitriani  kepada tamunya menjelaskan, tentang perusahaan PT Karya Pak Oles Tokcer yang didirikan tahun 1997 hingga perkembangannya terkini selama 26 tahun.

Usaha yang dirintis oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, alumnus Faculty Agriculture Universitu of The Ryukyus Okinawa, Jepang berupa Minyak Oles Bokashi yang diracik dari berbagai jenis tanaman obat organik di atas hamparan seluas 6 hektar di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Obat tradisional yang dikembangkan sejak tahun 1997 merupakan warisan Pusaka Ramuan Dadong Bandung (nenek Pak Oles) Lengis Arak Nyuh, dari Desa Bengkel, daerah pesisir utara Pulau Bali, yang  diproduksi secara modern dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisme (EM4) yang dipelajarinya di negari Sakura.

Minyak  Oles Bokashi memiliki aroma khas hasil fermentasi perpaduan antara tradisional yang  diterapkan Dadong Bandung dengan teknologi EM4 temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar  Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang (tempat Pak Oles menyelesaikan program S-2) yang kini  menjadikan Minyak Oles Bokashi yang dimanfaatkan secara meluas di pasaran lokasl Bali, nasional maupun menembus berbagai negara di belahan dunia.

Bokashi, minyak herbal asli Bali untuk membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga, sebagai campuran mandi rempah, guna mengurangi bau tidak sedap.

Luh Ketut Budi Maitriani menjelaskan, Ramuan Pak Oles selain Minyak Oles Bokashi yang menjadi produk unggulan, juga Bokashi Care dengan tiga jenis varian, Balsem Bokashi, Minyak Tetes Bokashi, Madeu Geruh Bokashi, madu rocky,   madu resi, madu jamur masker madu hitam, parem lantik dan krim saribing.

Sedangkan Ir. Koentjoro Adijanto yang akrab disapa Pak Yoyok itu menjelaskan tentang kebun miniatur Pak Oles yang merupakan tempat edukasi tentang pertanian organik yang diperuntukkan bagi masyarakat luas, pelajar dan mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan.

Pak Yayok juga sempat memperkenalkan tentang Effective Microorganisms4 (EM4)  pertanian, perikanan, peternakan dan EM4 Limbah produksi PT Songgolangit Persada yang juga didirikan oleh Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr. linktr.ee/pakolescom

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini