Oleh: Gede Ngurah Wididana *)
“Gebug Tue Lawan Bayu Bajang”. Gebug tue artinya pukulan (tenaga) orang tua, bayu bajang artinya tenaga muda. Jelas keduanya berbeda, yang tua bertenaga pelan dan yang muda bertenaga cepat, gesit.
Tapi jangan salah, sering kali tenaga muda kalah dengan tenaga tua, karena apa? Karena tenaga muda kurang fokus, kurang pengalaman, dan banyak bocor, terbuang-buang, sedangkan tenaga tua lebih fokus dan berpengalaman, walau slow tapi mantap.
Istilah gebug tue dan bayu bajang lahir dari masyarakat petani, dimana petani tua bisa lama bekerja dan selesai tepat waktu, walau pelan-pelan, sedangkan petani muda yang bertenaga besar cepat lelah dan mudah berganti fokus, sering istirahat dan ngobrol, menunda-nunda kerja, hasilnya pekerjaan bisa terbengkalai.
Orang muda harus banyak belajar dalam mengatur tenaganya, agar tidak boros dan tidak cepat lelah. Orang tua memiliki pengalaman dan juga kebijaksanaan dalam mengatur tenaga.
Tenaga atau energi bisa berarti uang, waktu, modal dan sumber daya lainnya. Orang muda yang memiliki bayu bajang, jika tidak bijak mengelola sumber dayanya bisa cepat kehabisan energi, sehingga bisa sering memangkrakkan proyek atau pekerjaan.
Sebaliknya dengan jurus gebug tue, pelan, pasti dan terukur, sumberdaya bisa dikelola untuk menyukseskan kerja atau proyek.
Dari pengalaman anak muda harus belajar kepada orang tua. Dari kreativitas dan keberanian yang dimiliki anak muda, orang tua juga belajar. Sehingga bisa digabungkan kedua istilah itu menjadi “Gebug Tue Bayu Bajang,” yang artinya, “kerja mantap-berpikir kreatif”.
*) Direktur Utama PT Karya Pak Oles Grup.