Pertanian Organik Untuk Kesehatan Dan Umur Panjang

0
168

Oleh: Ketut Sutika

Menggeluti usaha pertanian organik bertujuan untuk memperoleh  manfaat bagi kesehatan, meningkatkan umur harapan hidup, mewujudkan lingkungan bersih dan lestari, sekaligus memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah, regional dan nasional.

Pertanian organik memberikan manfaat ganda terhadap kesehatan petani dan masyarakat konsumen menjadi sehat lahir batin, sehingga kehidupannya terbebas dari polusi zat-zat residu kimia.

“Makanan yang dikonsumsi masuk ke dalam tubuh, air yang diminum, udara yang dihirup dalam kondisi sehat, sehingga petani, konsumen dan masyarakat luas kesehatannya menjadi prima, terhindar dari serangan penyakit,” tutur pakar pertanian Organik, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr.

Sosok pria enerjik yang juga Direktur Utama PT Songgolangit Persada menegaskan, pertanian organik menjadikan lingkungan tanah, air dan udara  bersih, terhindar dari pencemaran polutan. Lingkungan yang sehat sekaligus kehidupan masyarakat menjadi  sehat pula.

Alumnus Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang itu menilai, produk-produk pertanian organik dapat dipasarkan dengan memiliki konsumen tersendiri bagi masyarakat yang cinta terhadap kesehatan.

Hasil pertanian organik juga dapat menggerakkan roda perputaran ekonomi sebagai pemasok bahan baku organik bagi industri pengolahan hasil pertanian ramah lingkungan.

Pertanian organik memang mempunyai banyak manfaat, termasuk mendukung pengembangan sektor pariwisata, pembangunan desa,  mewujudkan lingkungan bersih dan lestari.

Sosok Gede Ngurah Wididana, pelopor pertanian organik Indonesia, sejak awal merintis pengembangan teknologi Effective Microorganisme (EM4), hasil temuan Prof. Dr Teruo Higa, guru besar bidang hortikultura University of The Ryukyus Okinawa, Jepang.

Setelah menyelesaikan program pendidikan Pascasarjana (S-2) Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang tahun 1990, pria kelahiran Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng, 9 Agustus 1961 itu pulang ke tanah air dengan mengantongi sertifikat EM sekaligus membawa lisensi untuk mendirikan pabrik EM di Indonesia.

Kondisi 32 tahun yang silam itu tidak memungkinkan untuk mengembangkan teknologi baru tanpa memiliki pabrik. Setelah pabrik EM pertama didirikan di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat dan berproduksi dengan baik dan lancar.

Peluang Pupuk Organik

Menyusul pembangunan dua pabrik serupa di Bali yakni di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng dan Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.

Ketiga pabrik tersebut kini sudah mengalami perluasan, sebagai upaya mengantisipasi peluang pupuk organik, meningat semakin tertariknya masyarakat dan petani menggeluti usaha pertanian organik.

Sejak Indonesia mengadopsi teknologi yang mudah, murah. hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan itu mulai membentuk wadah dengan mendirikan PT. Songgolangit Persada (SLP) yang mengelola pabrik EM, mengurus izin, melakukan penelitian, pendidikan dan latihan kepada para petani dan masyarakat umum tentang pertanian organik.

SLP itu didirikan Dr. Wididana yang kala itu baru saja menyelesaikan program pendidikan Pascasarjana (S-2) di Faculty Agriculture University of The Ryukyus Okinawa, Jepang tahun 1990.

Banyak kalangan menilai, Gede Ngurah Wididana sangat beruntung melanjutkan studi ke negeri sakura yang mampu mendukung pengembangan pertanian organik di Indonesia.

Kala itu tahun 1992, atau 32 tahun silam, pertanian organik di Indonesia  masih merupakan kegiatan yang aneh dan langka, karena sangat sedikit orang yang berpikir ke sana, apalagi mengembangkannya.

Suami dari Komang Dyah Setuti, S.Sn, M.I.Kom  sangat bersyukur, karena langsung belajar ilmu pertanian organik selama tiga  tahun (1987-1990), di bawah bimbingan Prof. Dr. Teruo Higa,  penemu teknologi EM dan Pak Oles berhasil menyelesaikan program Master ilmu pertanian, sekaligus membawa Teknologi Effective Microorganisms (EM) sebagai senjata ilmu pertanian organik.

Pada 1990 belum banyak ahli pertanian yang meneliti tentang pertanian organik dan teknologi EM, maka harus dibuktikan dulu kebenaran dan keunggulan teknologi tersebut.

Untuk tujuan tersebut, Pak Oles mendirikan Yayasan Pertanian organik Kyusei untuk membangun kerjasama pelatihan pertanian organik dengan Kementerian Pertanian, Badan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian, untuk melatih petani dengan memberikan penyuluhan tentang pertanian organik.

Latih Ribuan petani

Kerja sama pelatihan tersebut berhasil melatih petani lebih dari 1.000 orang  dan juga memberikan pelatihan untuk menjadi instruktur (Training of Trainer), dan berhasil melatih lebih dari 100 pelatih pertanian organik di pusat pertanian organik Kyusei di Thailand.

Seiring dengan meningkatnya minat petani untuk berlatih pertanian organik, Gede Ngurah Wididana mendirikan pusat pelatihan pertanian organik di bawah Yayasan Instittut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA)  di Desa Bengkel, Buleleng, Bali, pada tahun 1997, dan telah berhasil melatih lebih dari 10 ribu petani, pemerhati dan praktisi pertanian organik dalam kurun waktu 20 tahun.

Perjuangan Pak Oles untuk memajukan pertanian organik mulai membuahkan hasil sejak 2010. Usaha tersebut bisa berhasil berkat keseriusan dan ketekunan untuk fokus memajukan pertanian organik.

Songgolangit Persada yang didirikan oleh Direktur Utamanya Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr adalah  badan usaha yang ditunjuk langsung dari EM Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi produk Teknologi EM, yang dikenal dengan EM4, sejak 1995.

Secara perlahan namun pasti, dari perjuangan pengenalan Teknologi EM dari petani tingkat bawah, sekarang sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas, oleh petani, peternak, perikanan dan pengolahan limbah di Indonesia.

Pulau Bali merupakan etalase pertanian organik, bisa digunakan sebagai contoh keberhasilan penerapan pertanian organik, karena didukung oleh masyarakatnya yang memegang teguh budaya  Tri Hita Karana, yakni keseimbangan alam-manusia dan Tuhan, untuk mewujudkan kebahagiaan manusia dengan menjaga lingkungan/ alam.

Salah satu langkah nyata untuk menjaga alam adalah dengan Teknologi EM, membuat pupuk organik,  mengolah sampah dengan Teknologi EM. Pertanian organik bisa digunakan sebagai strategi untuk mewujudkan pariwisata, yang dikenal sebagai agrowisata.

Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia Memiliki peluang  besar mengembangkan pertanian organik untuk menjadi bisnis unggulan.  Pulau Dewata sendiri sudah lebih dulu menerapkan pertanian organik dan memadukannya dengan  sektor pariwisata.

Hasil-hasil pertanian organik selain untuk memasok kebutuhan pangan bagi hotel dan restoran juga untuk mendukung bahan baku industri makanan, kesehatan, kecantikan dan kebugaran.

Teknologi EM yang diperkenalkan  di Indonesia itu  mulai dilihat sebagai peluang industri pertanian baru ramah lingkungan dan memberikan keuntungkan.

Oleh sebab itu pertanian organik semakin intensif dan lebih mantap di berbagai daerah di Indonesia serta pengembangan bidang perikanan dan peternakan. https://linktr.ee/em4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini